Jakarta, CNBC Indonesia - Merek pakaian dalam dan loungewear milik Kim Kardashian, SKIMS, kembali menjadi sorotan publik setelah menggelar sebuah acara yang melibatkan keluarga tentara Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF). Hal ini menunjukkan dukungan finansial Kim untuk Israel.
Acara tersebut diketahui digelar tak lama setelah SKIMS mengumumkan rencana pembukaan toko pertamanya di Israel. Sontak, hal tersebut langsung memicu perdebatan luas di media sosial dan publik internasional.
Acara ini diketahui publik setelah Kim mengunggah ulang Instagram story dari Hagiborim, organisasi asal Israel yang menampilkan kegiatan tersebut. Story yang diposting ulang tersebut menunjukkan momen belanja di toko SKIMS di Los Angeles di mana anak-anak tentara IDF dibawa masuk untuk mendapatkan barang-barang gratis. Namun, unggahan tersebut kini sudah dihapus.
Langkah tersebut menuai beragam reaksi, terutama di tengah konflik yang terus berlangsung antara Israel dan Gaza.
Akun Instagram @muslimgirl, yang aktif menyuarakan kemerdekaan Palestina, menyoroti kontroversi ini.
Kritik keras juga datang dari warganet dan aktivis pro-Palestina yang melihat langkah tersebut sebagai sikap politik yang problematik. Keterlibatan dengan keluarga tentara IDF dinilai sebagai bentuk keberpihakan, terutama di tengah meningkatnya korban sipil dan krisis kemanusiaan di Gaza.
Banyak yang mempertanyakan sensitivitas merek global seperti SKIMS dalam membaca konteks geopolitik yang kompleks dan penuh luka.
Perdebatan ini juga menarik perhatian karena menyentuh latar belakang pribadi Kim Kardashian sebagai figur publik yang memiliki darah Armenia - kelompok yang secara historis mengalami genosida. Sebagian pihak menilai keterlibatan ini bertentangan dengan nilai empati terhadap komunitas yang terdampak konflik dan kekerasan berskala besar.
Sayangnya, hingga kini pihak SKIMS maupun Kim Kardashian belum mengeluarkan pernyataan resmi secara langsung terkait kontroversi tersebut.
(hsy/hsy)



