Penulis: Suwandika Ananto
TVRINews, Kepulauan Bangka Belitung
Upaya mewujudkan swasembada pangan nasional terus didorong melalui penerapan pola tanam Indeks Pertanaman (IP) 300. Di Desa Rias, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, sejumlah petani mulai melakukan panen perdana padi IP 300 di lahan seluas sekitar setengah hektare.
Program IP 300 merupakan strategi pemerintah pusat untuk meningkatkan produksi padi dengan menambah frekuensi tanam menjadi tiga kali dalam setahun. Skema ini diharapkan mampu mendongkrak produktivitas pertanian sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.
Namun, pada panen perdana ini, hasil produksi petani di Desa Rias belum menunjukkan hasil optimal. Serangan hama burung dan tikus dilaporkan menyebabkan penurunan hasil panen secara signifikan, terutama pada lahan yang lebih awal ditanami.
Penurunan produksi gabah bahkan mencapai sekitar 50 persen dibandingkan panen normal. Kondisi tersebut dirasakan langsung oleh Putu, salah seorang petani setempat.
"Dua petak seharusnya minimal 60 karung, dapatnya cuma 30 karung. Hampir separuh hilang. Masalahnya di hama, hama burung dan tikus. Saya nanamnya pertama, jadi banyak kendala. Kalau nanam serempak, kemungkinan masalah hama bisa terbagi," ujar Putu, dikutip Rabu 31 Desember 2025.
Menurut Putu, belum optimalnya pola tanam serentak di tingkat petani menjadi salah satu penyebab utama tingginya serangan hama. Sawah yang lebih awal ditanami cenderung menjadi sasaran, karena lahan di sekitarnya belum ditanami secara bersamaan.
Meski hasil panen belum memuaskan, Putu mengaku tetap bersyukur. Ia menyebut secara finansial masih mampu menutup biaya produksi dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, meski berharap ke depan pola tanam serempak dapat diterapkan agar risiko serangan hama dapat ditekan.
Editor: Redaksi TVRINews





