Inisiasi badan investasi demi akselerasi ekonomi

antaranews.com
2 jam lalu
Cover Berita
Jakarta (ANTARA) - Stabilitas ekonomi jangka panjang dan masyarakat yang sejahtera, salah satunya, tercipta berkat pengelolaan kekayaan negara yang dilakukan secara optimal.

Berbagai negara tengah berlomba-lomba mengoptimalkan kekayaan yang dimiliki, mencakup sumber daya manusia hingga sumber daya alam.

Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Dana Kekayaan Negara saat ini digunakan sebagai senjata untuk mengelola kekayaan negara, yang tugasnya mengelola kekayaan dan investasi demi terciptanya kesejahteraan lintas generasi dalam sebuah bangsa.

Indonesia telah meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) pada 24 Februari 2025, yang diresmikan Presiden Prabowo Subianto.

Daya berarti energi atau kekuatan, Anagata'berarti masa depan, dan Nusantara merujuk pada tanah air Indonesia. Sehingga Danantara mencerminkan kekuatan ekonomi yang menjadi energi masa depan Indonesia, begitu ujar Presiden Prabowo.

Perjanjian global

Setahun belum genap, Danantara telah melanglang buana ke mancanegara untuk menggaet kemitraan strategis dengan berbagai badan investasi negara lain, maupun dengan negara bersangkutan secara langsung.

Di kawasan Timur Tengah, bersama Qatar Investment Authority (QIA), Danantara menjalin kemitraan strategis untuk mengelola dana investasi senilai 4 miliar dolar AS, dan melakukan tanda tangan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Jordan Investment Fund (JIF) untuk memperkuat investasi di tingkat global.

Lalu, menjalin kemitraan bersama perusahaan desalinasi air swasta terbesar di dunia dan pelopor hidrogen hijau Arab Saudi yaitu ACWA Power. Kemitraan itu dengan potensi pendanaan proyek hingga 10 miliar dolar AS untuk membantu Indonesia mencapai target 34 persen campuran energi terbarukan pada 2034 dan 87 persen pada 2060.

Di Asia Timur, Danantara menekan MoU dengan Japan Bank for International Cooperation (JBIC), untuk membuka peluang pembiayaan mempercepat transisi Indonesia menuju ekonomi hijau yang terkoneksi secara digital.

Di kawasan Eropa, bersama Russian Direct Investment Fund (RDIF) telah meluncurkan Russia-Indonesia Investment Platform (RIDNIP) dengan perjanjian hingga 2 miliar Euro, serta bersama perusahaan tambang asal Prancis, Eramet, menjajaki pembentukan platform investasi strategis di sektor nikel dari hulu hingga hilir.

Kemudian, dari negara tetangga, terdapat Future Fund Australia (FFA) yang mendukung keanggotaan Danantara dalam International Forum of Sovereign Wealth Fund (IFSWF).

Teranyar, Danantara tengah melakukan pembicaraan dengan negara ekonomi besar Amerika Serikat (AS) berkaitan dengan akses terhadap mineral kritis, yang menjadi bagian dari negosiasi tarif nol persen untuk sejumlah komoditas SDA Indonesia.

Penyehatan tubuh

Tidak hanya fokus mengepakkan sayapnya ke mancanegara, badan investasi yang baru terlahir setahun ini mulai melakukan upaya menyehatkan bagian tubuh-tubuhnya yang sakit.

Bersama Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara (BP BUMN), Danantara menjalin sinergi untuk mempercepat konsolidasi dan transformasi perusahaan-perusahaan BUMN.

Paling disorot, keikutsertaan Danantara untuk menyelesaikan utang proyek Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) atau Whoosh, yang bersama pemerintah telah menyiapkan berbagai opsi penyelesaian.

Teranyar, CEO Danantara Rosan Roeslani bersiap mengajak Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa secepatnya terbang ke China untuk melakukan negosiasi terkait utang Whoosh.

Penyehatan tubuh paling jelas dilakukan terhadap PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) melalui suntikan dana Rp23,67 triliun, yang digunakan untuk memperbaiki pesawat maskapai milik negara tersebut.

Terhadap PT Krakatau Steel Persero Tbk (KRAS), Danantara dalam proses finalisasi kajian untuk memberikan dukungan modal kerja, sebagai upaya menggerakkan operasi inti perusahaan baja milik negeri ini.

Selain penyehatan, badan investasi ini terus berupaya meningkatkan kinerja organ tubuh yang lain, di antaranya penandatanganan Head of Agreement (HoA) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mempercepat pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.

Kemudian, mengajak PT PAL Indonesia menjajaki kerja sama dengan perusahaan raksasa Rusia, Sistema Group, untuk membangun fasilitas manufaktur kapal listrik penumpang di Indonesia.

Tahun depan, konsolidasi mulai dilakukan sebagai upaya mengefisienkan bisnis, Danantara bersiap melakukan konsolidasi terhadap perusahaan-perusahaan BUMN mulai dari sektor infrastruktur hingga sektor perasuransian.

Tidak hanya di dalam tubuh, Danantara berupaya ikut andil dalam proses bisnis perusahaan yang memiliki pengaruh besar terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia, di antaranya berencana ikut andil dalam proses penggabungan (merger) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) dengan Grab, Inc.

Selain itu, melakukan proses negosiasi terkait dengan tawaran kepemilikan saham pada proyek Chemical Lotte di Cilegon, Banten, yang masih dalam kajian ulang dengan kemungkinan kepemilikan kisaran 25-30 persen.

Secara total, Danantara menyebut tengah dalam proses melakukan penyehatan terhadap sebanyak 43 perusahaan BUMN.

Proyek strategis

Bertindak selayaknya mesin penggenjot investasi, obligasi perdana diluncurkan Danantara bernama Patriot Bond yang berhasil menghimpun dana Rp50 triliun, dan disiapkan untuk proyek Waste to Energy (WtE) atau Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL).

Proyek WTE ditargetkan dibangun di 33 kota di Indonesia, dengan total kebutuhan modal investasi mencapai Rp91 triliun.

Setiap stasiun PSEL ditargetkan mengelola 1.000 ton sampah per hari, yang dikonversikan menjadi energi dengan setiap turbin PSEL berpotensi menghasilkan 15 Mega Watt (MW).

Proyek hijau ini ditargetkan groundbreaking pada Maret 2026, dengan tahap awal di tujuh wilayah yaitu Provinsi Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bogor Raya dan Kabupaten Bogor, Tangerang Raya, Bekasi Raya, Medan Raya, serta Kota Semarang.

Ratusan perusahaan menyatakan minatnya untuk ikut serta mengembangkan proyek ini. Danantara telah menyeleksi hingga tersisa 24 perusahaan yang lolos Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) proyek WTE tahap pertama.

Di proyek ini, Danantara sedikitnya akan memiliki 30 persen saham di setiap PSEL melalui kemitraan dengan berbagai perusahaan terpilih tersebut.

Proyek ini memiliki pondasi hukum yang kuat, seiring diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2025 tentang Penanganan Sampah Perkotaan melalui Pengolahan Sampah menjadi Energi Terbarukan Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan, yang terdiri atas delapan bab dan 33 pasal.

Tidak hanya proyek hijau, Danantara tengah membangun Kampung Haji di Makkah, Arab Saudi, untuk memberikan fasilitas yang nyaman bagi jamaah umroh dan haji Indonesia.

Badan investasi ini melakukan pembelian satu kompleks hotel berkapasitas 1.461 kamar di tiga tower di daerah Thakher, Makkah, serta sebidang tanah seluas 5 hektar (ha) di depan hotel yang siap dibangun sebanyak 13 tower dan satu mall, dengan proyeksi dapat menampung sebanyak 23.000 pengibadah haji.

Nilai investasi awal pembangunan Kampung Haji ditaksir mencapai 500 juta dolar AS atau setara Rp8,33 triliun.

Dalam proyek prioritas nasional, Danantara turut andil dalam mempercepat pembangunan fisik dan operasional gerai dan pergudangan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih), yang siap dibangun di 80.000 desa/kelurahan.

Tidak hanya itu, penandatanganan MoU telah dilakukan bersama Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memperkuat skema pembiayaan pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Tanggung jawab sosial

Mencari keuntungan bukan semata menjadi tujuan akhir Danantara, melainkan kesejahteraan masyarakat dan tercapainya kehidupan madani di negeri khatulistiwa yang tengah berusaha diwujudkan menjadi kenyataan.

Beberapa waktu terakhir saudara-saudara di tanah air tertimpa bencana banjir, khususnya di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Danantara berupaya turut andil untuk membantu masyarakat di wilayah terdampak bencana, di antaranya dengan target pembangunan total sebanyak 15.000 hunian sementara (huntara).

Kemudian, bersama Badan BP BUMN, Danantara mengerahkan 109 armada truk dan 1.066 relawan untuk membawa bantuan kemanusiaan ke berbagai wilayah terdampak bencana di semenanjung melayu tersebut.

Penyehatan tubuh, solusi pembiayaan dan investasi, sinergi lintas negara, hingga inisiasi proyek-proyek strategis menjadi langkah awal kehadiran Danantara sebagai badan pengelola kekayaan negara.

Melalui inisiasi-inisiasi tersebut, peran badan pengelola investasi ini telah jelas terlihat pada tahun pertama pasca kelahirannya, yang tentunya multiplier effect-nya akan dirasakan oleh masyarakat Indonesia pada tahun-tahun mendatang.




Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Habib Jafar Ungkap Kesedihan dan Harapannya untuk Onad yang Sedang Jalani Rehabilitasi Narkoba
• 12 jam lalugrid.id
thumb
Pembunuhan 3 Orang Sekeluarga di Situbondo, Polda Jatim Bentuk Timsus Gabugan
• 10 jam lalurctiplus.com
thumb
Harga Kebutuhan Pokok Melonjak Saat Momen Nataru, Sandiaga Uno Gelar Bazar Sembako Murah di Jakarta Utara
• 20 jam lalutvonenews.com
thumb
Tahun Baru di Jakarta: Doa Bersama, Donasi, Tanpa Kembang Api
• 11 jam lalukumparan.com
thumb
Kronologi Pemecatan Guru Nur Aini, Berawal dari Mengeluh Jarak Mengajar 114 Km
• 6 jam lalugrid.id
Berhasil disimpan.