Beragam fenomena di sektor riil Indonesia terjadi di sepanjang 2025.Berbagai peristiwa mulai dari pagar laut hingga penjualan pulau terjadi tahun ini.
Katadata merangkum beragam fenomena sektor riil di Indonesia sepanjang 2025. Berikut lima peristiwa menarik sektor industri pada 2025.
1. Pagar LautKisruh keberadaan pagar laut yang berada di perairan Banten mewarnai awal 2025. Sebuah pagar laut sepanjang 30,16 kilometer membentang dari Desa Muncung hingga Desa Pakuhaji dalam 16 kecamatan di Kabupaten Tangerang. Pagar tersebut memiliki tinggi rata-rata 6 meter yang dilengkapi anyaman bambu, paranet, dan karung pasir di atas pagar.
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Nusron Wahid mencatat, terdapat 263 bidang dalam bentuk Sertifikat Hak Guna Bangunan atau SHGB dan 17 bidang dalam bentuk Sertifikat Hak Milik atau SHM. Sertifikat HGB, antara lain dimiliki atas nama PT Intan Agung Makmur sebanyak 234 bidang, PT Cahaya Inti Sentosa sebanyak 20 bidang, perseorangan sebanyak 9 bidang.
Pagar laut mulai dibongkar secara resmi pada Rabu (22/1) oleh TNI AL, setelah berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Tak mudah membongkar pagar bambu yang menancap kokoh di lautan itu, ada 1.500 personel yang dikerahkan untuk membongkarnya.
TNI AL mengerahkan 700 personel dan 400 pasukan katak, dengan tiga unit kendaraan tempur jenis amfibi LVT. Selain itu, ada bantuan 400 personel pasukan katak TNI AL, dan 500 orang nelayan Banten. Para nelayan di Desa Kohod mengatakan, deretan pagar bambu di laut itu sudah mulai tertancap sejak 2023.
2. Penjualan Pulau AnambasPada pertengahan 2025, situs Privateislandsonline.com menawarkan empat pulau di Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau, Indonesia kepada investor asing. Keempat pulau tersebut adalah Pulau Rintan, Pulau Mala, Pulau Tokongsendok, dan Pulau Nakob.
Situs yang berbasis di Kanada itu menyebut kepemilikan atas pulau ditawarkan melalui pembelian saham perusahaan yang tengah diproses menjadi perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA). Pulau-pulau seluas total 159 acre atau 64,34 hektare itu disebut-sebut memiliki lokasi strategis, karena dekat dengan Singapura.
Menanggapi hal ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan keempat pulau tersebut tidak bisa diperjualbelikan. "Itu pulau milik negara, jadi ketika akan dimanfaatkan oleh pelaku usaha harus mendapatkan izin dari pemerintah, dalam hal ini KKP dan pemerintah daerah setempat," ujar Semuel Sandi Rundupadang, Kepala Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Batam, kepada Antara.
KKP mengatakan, tidak ada regulasi di Indonesia yang membolehkan penjualan pulau. Pemerintah memberikan perlindungan penuh kepada pulau-pulau kecil khususnya, karena terkait kedaulatan negara.
3. Cemaran Cesium UdangKasus cemaran udang yang mengandung zat radioaktif Cesium-137 diawali dengan himbauan yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada Agustus 2025. Mereka memperingati masyarakat AS untuk tidak mengonsumsi, menjual, atau mengolah udang beku impor dari PT Bahari Makmur Sejati. FDA mendeteksi dugaan kontaminasi zat radioaktif Cesium-137 pada produk tersebut.
Berdasarkan penelusuran pemerintah, kontaminasi cesium ini berasal dari Kawasan Industri Cikande, Banten. Temuan kontaminasi Cesium-137 diawali dengan berhentinya aktivitas atau operasi oleh PT Peter Metal Technology (PMT), sebuah pabrik peleburan logam stainless steel. Perusahaan ini mulai beroperasi pada September 2024 dan berhenti beraktivitas pada Juli 2025 atau sebulan sebelum kasus kontaminasi Cesium bermula.
Dari penghentian ini ditemukan fakta bahwa barang bekas yang diolah di pabrik ini tidak melalui proses dengan baik. Limbah yang dihasilkan perusahaan dibuang ke salah satu tempat rongsokan yang ada di Cikande. Hal ini menyebabkan tersebarnya barang limbah ke lapak (rongsok) dengan kekuatan radiasi mencapai 10.000 microsievert per jam.
Dengan hasil penyelidikan ini, Satgas memang menetapkan pabrik tersebut sebagai sumber kontaminasi dan menetapkan Direktur PT PMT Lin Jingzhang sebagai tersangka.
4. Angka PHK NaikKementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menunjukkan data tenaga kerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) per November 2025 mencapai 79.302 orang. Angka 79 ribu ini terklasifikasi sebagai peserta program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Dari total tenaga kerja yang di-PHK ini paling banyak ada di Provinsi Jawa Barat yaitu sekitar 21,73%.
Jumlah PHK ini bahkan sudah melebih jumlah tenaga kerja yang mengalami PHK sepanjang 2024 yaitu 77.965 orang. Meski meningkat, angka yang resmi dipublikasi dalam Satu Data Kemnaker ini dinilai belum mencerminkan realita.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan tingginya angka PHK lantaran perlambatan ekonomi yang menyebabkan pelemahan permintaan dari masyarakat. Ia menyebut saat ini permintaan dan kebutuhan akan tenaga kerja baru menurun sehingga PHK berlanjut.
"Itu terjadi 10 bulan pertama tahun lalu. Tahun ini 10 bulan pertama, ekonomi slow. Itulah gambaran bahwa ekonomi kita waktu itu melambat,” kata Purbaya di Gedung Kementerian Keuangan, Selasa (23/12).
5. Pulau Bali Sepi Saat NataruLibur Natal dan Tahun Baru (nataru) yang biasanya menjadi puncak kunjungan wisata ke Bali terancam tak seramai tahun-tahun sebelumnya. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI menilai cuaca ekstrem dan mahalnya tiket pesawat berpotensi menahan laju wisatawan domestik hingga akhir 2025.
Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana juga menduga kondisi tersebut dipengaruhi oleh gencarnya informasi mengenai cuaca ekstrem yang membuat sehingga sebagian wisatawan domestik memilih menunda perjalanan ke Bali. “Mungkin karena gencarnya informasi bahwa cuaca kurang baik,” kata Widiyanti di Monsieur Spoon, Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan pada Jumat (26/12).
Selain faktor cuaca, Widiyanti melihat ada pola pergeseran tujuan wisata wisatawan dalam negeri ke sejumlah daerah di Pulau Jawa, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, serta Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi-lokasi itu disebut menjadi destinasi alternatif. “Yogyakarta terlihat ada peningkatannya luar biasa,” ujarnya.
Widiyanti menjelaskan, jumlah pelancong yang berkunjung ke Bali sejauh ini mencapai 6,8 juta orang. Lebih rendah dari target tahun ini sejumlah 7 juta wisatawan.




