Perempuan pelaku kuliner rumahan mendapat dorongan baru untuk mengembangkan usaha lewat pelatihan keamanan pangan yang digelar Frisian Flag Indonesia (FFI) bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Beauty.
Adanya kegiatan bertajuk Frisian Flag Dukung UMK – Kedai Kreatif 2025 itu berlangsung pada 2025 dan diikuti 270 anggota komunitas @momasa.official.
Dengan pelatihan ini, disebut juga menjadi langkah memperkuat kapasitas perempuan UMK agar mampu membangun bisnis kuliner yang aman, kompetitif, dan berdaya saing ekonomi.
FFI dan BPOM menekankan pentingnya kemampuan menerapkan standar keamanan pangan sebagai fondasi usaha rumahan.
Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, menyebut program Orang Tua Angkat (OTA) UMK Pangan Olahan yang digagas BPOM sebagai strategi mendorong kemandirian ekonomi masyarakat, terutama perempuan.
“Program ini penting karena membantu pelaku UMK, terutama perempuan, memahami standar keamanan pangan olahan sesuai ketentuan pemerintah. Hal ini sejalan dengan misi kami ‘Nourishing Indonesia to Progress’ bahwa kemajuan bangsa harus dimulai dari kepatuhan terhadap standar keamanan pangan yang melindungi kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, dukungan tersebut juga diapresiasi BPOM. Direktur PMPUPO BPOM, Agus Yudi Prayudana, S.Farm., Apt., M.M., menjelaskan bahwa kolaborasi dengan FFI sejalan dengan upaya meningkatkan kapasitas UMK pangan olahan di berbagai daerah.
“BPOM secara mandiri maupun bersama para Orang Tua Angkat UMK Pangan Olahan, termasuk dengan Frisian Flag Indonesia, terus menjalankan berbagai program pemberdayaan untuk memperkuat UMK pangan olahan dan memastikan keamanan pangan di Indonesia. Setiap pelaku UMK pangan juga memiliki kewajiban untuk menjamin keamanan produk mereka, mulai dari penyediaan dan penyimpanan bahan baku, proses pengolahan, penyajian, hingga distribusi,” katanya.
Diketahui bahwa program Kedai Kreatif sendiri sudah berjalan sejak 2021 dan telah menjangkau lebih dari 1.200 pelaku UMK, mayoritas perempuan.
Dalam sesi tahun ini, peserta juga menerima inspirasi menu dari Chef Nanda yang menampilkan tiga kreasi Sarapan On The Go untuk membantu perempuan menciptakan hidangan praktis dengan nilai jual.
Adapun besarnya potensi perempuan UMK terlihat dari kontribusi UMK terhadap ekonomi nasional yang mencapai 60% PDB dan menyerap 97% tenaga kerja.
Tercatat, sekitar 64,5% UMKM dikelola perempuan, menjadikan dapur rumah sebagai ruang lahirnya wirausaha baru.
“Kedai Kreatif bukan sekadar pelatihan, tetapi gerakan untuk membuka jalan bagi perempuan Indonesia memiliki kemandirian ekonomi, rasa percaya diri, dan semangat berbagi,” ujar Andrew.