Bola.com, Jakarta - Manajer Timnas Indonesia U-17, Bima Sakti, mengungkap tantangan berat yang akan dihadapi para pemainnya seusai Piala Dunia U-17 2025. Menurutnya, langkah untuk bisa menembus level timnas senior adalah pekerjaan rumah yang besar.
Indonesia dipastikan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 2025. Hal itu didapat setelah FIFA mencabut hak tuan rumah dari Peru.
Kesempatan langka ini tentu menjadi momen penting bagi para pemain muda Indonesia untuk menunjukkan kualitas mereka di kancah global. Namun, Bima Sakti justru melihat tantangan yang lebih besar justru akan datang setelah turnamen tersebut berakhir.
Baginya, sejarah harus menjadi pelajaran. Bima tak ingin generasi ini mengulangi nasib yang dialami oleh pemain-pemain era Evan Dimas dkk, yang bersinar di level junior namun kesulitan untuk konsisten naik kelas.
"Tantangan terberatnya justru setelah Piala Dunia nanti. Kita jangan sampai mengulang era Evan Dimas, Saddil Ramdani, dulu. Mereka kan juara Piala AFF U-19, tapi begitu naik ke senior, tidak ada peningkatan yang signifikan," kata Bima Sakti dalam media gathering PSSI, seperti dikutip Bola.com, Rabu (5/6/2024).
"Itu yang harus kita jaga. Jangan sampai pemain-pemain kita setelah Piala Dunia U-17 nanti, ya begitu-begitu saja. Mereka harus bisa naik ke level U-20, U-23, dan akhirnya ke timnas senior," lanjutnya.
Bima Sakti menekankan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut, semua pihak harus terlibat, bukan hanya PSSI. Peran klub-klub dalam memberikan menit bermain yang cukup bagi para pemain muda ini di level profesional dianggap krusial.
"Ini bukan hanya tugas PSSI, tapi juga klub. Mereka harus diberikan jam terbang di level yang lebih tinggi. Kalau hanya berhenti di Piala Dunia U-17, ya percuma," tegas mantan pelatih Bali United tersebut.
"Mereka harus bisa bersaing di level yang lebih tinggi, baik di dalam maupun luar negeri. Itu kunci agar mereka bisa berkembang dan akhirnya memperkuat timnas senior," pungkas Bima Sakti.