Hong Kong: Petugas pemadam kebakaran berjuang untuk hari kedua memadamkan api di sebuah kompleks apartemen bertingkat tinggi di Hong Kong pada Kamis 27 November 2025, karena jumlah korban tewas meningkat menjadi 83 orang dalam salah satu kebakaran paling mematikan dalam sejarah modern kota tersebut.
Tim penyelamat yang membawa senter berkeliling dari satu apartemen ke apartemen lainnya di gedung-gedung pencakar langit yang hangus ketika asap tebal mengepul dari beberapa jendela di kompleks Wang Fuk Court, sebuah kompleks bangunan padat yang menampung ribuan orang di distrik Tai Po, pinggiran utara dekat perbatasan Hong Kong dengan daratan utama.
Para pejabat mengatakan petugas pemadam kebakaran masih bekerja di beberapa apartemen dan mencoba memasuki semua unit di tujuh gedung tersebut untuk memastikan tidak ada korban jiwa lebih lanjut.
“Operasi pemadaman kebakaran kami hampir selesai,” kata Derek Armstrong Chan, wakil direktur Operasi Layanan Pemadam Kebakaran, seperti dikutip dari ABC News, Jumat 28 November 2025.
“Petugas pemadam kebakaran bekerja keras untuk mencegah puing-puing dan bara api berkobar. Langkah selanjutnya adalah operasi pencarian dan penyelamatan," tambah Chan.
Tidak jelas berapa banyak orang yang masih hilang atau terjebak. Pemimpin Hong Kong, John Lee mengatakan, kontak dengan 279 orang telah terputus pada Kamis pagi. Pihak berwenang tidak memberikan informasi terbaru tentang orang-orang yang hilang atau berapa banyak yang masih berada di dalam gedung-gedung yang hancur pada Kamis dalam konferensi pers.
Video menunjukkan tim penyelamat mencari di beberapa apartemen dalam kegelapan. Api oranye masih terlihat dari dalam beberapa jendela, meskipun seluruh kompleks kini sebagian besar telah menjadi reruntuhan yang menghitam.
Petugas pemadam kebakaran telah berusaha mengendalikan api sejak Rabu sore, ketika api diyakini bermula dari perancah bambu dan jaring konstruksi, lalu menyebar ke tujuh dari delapan bangunan kompleks tersebut.
Chan mengatakan api menyebar "sangat cepat" di seluruh menara, dan petugas darurat kesulitan mendapatkan akses ke dalam.
"Puing-puing dan perancah berjatuhan dari lantai atas," kata Chan kepada wartawan. “Ada juga alasan lain seperti suhu tinggi, kegelapan dan akses kendaraan darurat terhalang oleh perancah yang runtuh dan puing-puing, sehingga akses kami ke gedung menjadi sangat sulit,” imbuh Chan.
Lebih dari 70 orang terluka, termasuk 11 petugas pemadam kebakaran, kata Departemen Pemadam Kebakaran. Sekitar 900 orang dievakuasi ke tempat penampungan sementara semalam.
Paus Leo XIV mengirimkan telegram kepada uskup Hong Kong pada hari Kamis, mengatakan bahwa beliau berduka atas kebakaran tersebut dan memanjatkan doa bagi para korban luka, keluarga mereka, dan petugas darurat.
Warga Lawrence Lee sedang menunggu kabar tentang istrinya, yang ia yakini masih terjebak di apartemen mereka.
“Ketika kebakaran terjadi, saya menyuruhnya melalui telepon untuk melarikan diri. Tetapi begitu dia meninggalkan apartemen, koridor dan tangga dipenuhi asap dan semuanya gelap, jadi dia tidak punya pilihan selain kembali ke apartemen,” kata Lee, sambil menunggu di salah satu tempat penampungan semalaman.
Winter dan Sandy Chung, yang tinggal di salah satu menara, mengatakan mereka melihat percikan api beterbangan saat mereka dievakuasi pada Rabu sore. Meskipun mereka selamat, mereka khawatir tentang rumah mereka. "Saya tidak bisa tidur sepanjang malam," ujar Winter Chung, 75 tahun, kepada The Associated Press pada hari Kamis.
Tiga pria, direktur dan seorang konsultan teknik dari sebuah perusahaan konstruksi, ditangkap atas dugaan pembunuhan. Polisi belum menyebutkan secara langsung perusahaan tempat mereka bekerja.
"Kami punya alasan untuk meyakini bahwa mereka yang bertanggung jawab atas perusahaan konstruksi tersebut sangat lalai," kata Eileen Chung, seorang inspektur senior kepolisian.
Polisi pada hari Kamis juga menggeledah kantor Prestige Construction & Engineering Company, yang dikonfirmasi oleh AP bertanggung jawab atas renovasi kompleks menara tersebut. Polisi menyita beberapa kotak berisi dokumen sebagai barang bukti, menurut media lokal. Telepon Prestige berdering tanpa jawaban.
Pihak berwenang menduga beberapa material pada dinding luar gedung-gedung tinggi tersebut tidak memenuhi standar ketahanan api, sehingga memungkinkan api menyebar dengan sangat cepat.
Polisi juga mengatakan mereka menemukan panel busa plastik -,yang sangat mudah terbakar,- terpasang di jendela di setiap lantai dekat lobi lift di satu menara yang tidak terdampak. Panel tersebut diyakini dipasang oleh perusahaan konstruksi, tetapi tujuannya tidak jelas. Menteri Keamanan Chris Tang mengatakan mereka akan menyelidiki material tersebut lebih lanjut.
Kompleks perumahan tersebut terdiri dari delapan bangunan dengan hampir 2.000 apartemen untuk sekitar 4.800 penghuni, termasuk banyak lansia. Kompleks ini dibangun pada tahun 1980-an dan sedang menjalani renovasi besar. Badan antikorupsi Hong Kong mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka sedang meluncurkan penyelidikan atas kemungkinan korupsi yang berkaitan dengan proyek renovasi tersebut.
Para pejabat mengatakan kebakaran dimulai dari perancah eksternal sebuah menara 32 lantai, kemudian menyebar ke perancah bambu dan jaring konstruksi ke bagian dalam gedung dan kemudian ke gedung-gedung lain, kemungkinan diperparah oleh kondisi angin.
Perancah bambu adalah pemandangan umum di Hong Kong. Kong dalam proyek konstruksi dan renovasi bangunan, meskipun Lee mengatakan para pejabat akan bertemu dengan perwakilan industri untuk membahas peralihan ke perancah logam di tengah kekhawatiran akan keselamatan.
“Meskipun kita tahu bahwa perancah bambu memiliki sejarah panjang di Hong Kong, ketahanan apinya lebih rendah daripada perancah logam. Demi alasan keselamatan, pemerintah percaya bahwa peralihan penuh ke perancah logam harus diterapkan di lingkungan kerja yang sesuai,” kata Eric Chan, Kepala Sekretaris Administrasi.
Pihak berwenang juga akan melakukan inspeksi segera di semua perumahan yang sedang menjalani renovasi besar untuk memastikan perancah dan material konstruksi memenuhi standar keselamatan.
Kebakaran tersebut merupakan yang paling mematikan di Hong Kong dalam beberapa dekade. Pada bulan November 1996, 41 orang tewas di sebuah gedung komersial di Kowloon dalam kebakaran yang berlangsung selama sekitar 20 jam.