Bengkayang: 10 bayi di bawah usia dua tahun (baduta) di sebuah desa di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat dua bulan lalu masuk dalam risiko stunting. Berat badan mereka kurang dan tinggi badan tidak sesuai usia.
Setelah sekitar sebulan didampingi di Pos Gizi DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting)/PGD, perlahan menunjukkan perbaikan. Utamanya, berat badan mulai naik meskipun belum mencapai berat badan (BB) normal.
Di PGD, mula-mula delapan anak yang masuk kategori 2T tidak naik BB dan anak berat badan kurang mengikuti Kelas Makan. Di sini, selama 12 hari berturut-turut mereka mendapat makanan tambahan.
Setelah 12 hari, lima dari delapan anak melanjutkan ke tahap berikutnya. Tiga anak tidak ikut melanjutkan program karena berbagai alasan.
Tahap selanjutnya yakni Kelas Edukasi. Di sini, selama 11 minggu mereka dipantau tumbuh kembangnya, salah satunya lewat penimbangan.
Di kelas ini, setiap seminggu sekali, anak juga mendapat makanan tambahan. Mereka yang masuk kelas ini adalah lima anak dari Kelas Makan ditambah lima anak yang masuk kategori 1T tidak naik BB.
Zion, salah satu anak yang masuk risiko stunting mulai menunjukkan perbaikan berat badan setelah mengikuti PGD. Di usia 1 tahun, berat badannya cuma 7kg, padahal mestinya dalam usia itu berat badannya minimal 9kg.
Selama 12 hari mengikuti Kelas Makan dan sembilan minggu Kelas Edukasi, berat badannya perlahan naik.
"Sekarang sudah 8kg, kemarin sih pas bawa dia berobat 8,5kg," beber Makaria, Ibu Zion, saat berbicang, Kamis, 27 November 2025
Makaria mengatakan makanan tambahan yang diberikan di PGD sangat membantu berat badan anaknya naik. Apalagi, kalau menu makannya menjadi favorit Zion.
"Yaa kadang habis (makannya), kadang enggak," beber dia.
PGD di salah satu desa di balik Bukit Vandering, Kabupaten Bengkayang juga mengerek naik berat badan 13 anak yang masuk kategori berat badan kurang. Setelah mengikuti Kelas Makan dan Kelas Edukasi, berat badan mereka naik.
"Hasilnya berat badan anak naik, 95 persen anak berat badannya naik," ungkap Kepala Desa, Nobertus.
Makanan bergizi dan edukasi bantu naikkan berat badan anak
Di PGD, anak mendapat makanan tambahan untuk menaikkan berat badan. Terdapat empat makanan tambahan yang diberikan bergantian setiap pertemuan, yakni Kroket Kentang Hati Ayam, Martabak Telur Isi Sayuran, Bola Ayam Tahu Kelor, dan Gadon Ayam.
Makanan ini memiliki nilai gizi mulai dari Kalori, Protein, Vitamin A, Vitamin C, Zat Besi, dan Seng. Nilai gizi dalam setiap makanan tambahan ini telah dihitung untuk kecukupan anak risiko stunting.
"Zion paling suka Kroket Kentang Hati Ayam," beber Makaria.
Makanan ini hanya bersifat tambahan yang diberikan satu menu bergantian tiap ada pertemuan. Sehingga, orang tua tetap perlu memberikan makan anaknya tiga kali sehari dengan gizi seimbang.
PGD juga memberikan edukasi serta praktik memasak bergizi kepada orang tua peserta. Makaria mengaku setelah mengikuti PGD, dia jadi tahu banyak soal makanan bergizi untuk anaknya.
Selama ini, dia tidak pernah memikirkan soal gizi seimbang untuk makan anaknya. Tetapi, setelah mendapat edukasi, dia jadi lebih mengerti.
"Dulu kan saya belum tau tuh ya. Soalnya kan baru pertama juga ngurus anak. Jadi di sini tuh kita jadi lebih tahu mengenai pola makan sehat. Terus yang bergizi dan mana yang enggak bergizi," beber perempuan berusia 21 tahun itu.
Orang tua peserta juga diajarkan membuat empat menu makanan tambahan. Harapannya, makanan ini dapat dibuat di rumah dan diberikan kepada anak.
Peran orang tua kunci keberhasilan
Pos Gizi DAHSAT merupakan salah satu intervensi utama dalam program PASTI (Partner Akselerasi Penurunan Stunting di Indonesia). Progam PASTI merupakan program kemitraan antara Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN dengan Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), dan PT Bank Central Asia Tbk yang diimplementasikan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI).
Wilayah dampingan di Kalimantan Barat terdiri atas Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sekadau, dan Kabupaten Kubur Raya.
Di Kabupaten Bengkayang, pendampingan terdiri dari 31 desa dan kelurahan di 3 kecamatan.
National Program Manager (NPM) Program PASTI, Hotmianida Panjaitan, mengatakan peran orang tua sangat penting dalam kecukupan gizi anak. Sejak awal, pihaknya meminta komitmen orang tua dalam mengikuti PGD yang berjalan tidak sebentar ini.
Orang tua juga selalu dilibatkan dalam berbagai kegiatan. Misalnya, dalam pembuatan makanan tambahan, orang tua bergiliran membantu memasak atau menyumbangkan bahan makanan.
"Supaya ada perasaan memiliki sehingga mereka bisa berjalan sendiri," tutur Mian, sapaan karib Hotmianida Panjaitan, saat berbincang Kamis malam, 27 November 2025.
Orang tua juga diberikan edukasi mulai dari perilaku kebersihan, perilaku pemberian makan, perilaku pengasuhan anak, hingga perilaku pelayanan kesehatan.
Keterlibatan orang tua diharapkan dapat menularkan orang tua-orang tua lain yang memiliki anak baduta. Sehingga, anaknya tidak mengalami berat badan kurang.
"Harapannya ya PGD ini enggak berkelanjutan, kalau ada terus, berarti ada terus stuntingnya. Kalau enggak ada berari berhasil pendekatan yang kita lakukan," ujar dia.