Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) memastikan proses pemulihan dan penanganan dampak banjir serta longsor yang melanda wilayah Sibolga–Tapanuli Tengah (Tapteng) terus berjalan.
Sejumlah satuan kerja pada Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Imigrasi (Ditjenim) dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Sumatera Utara bergerak cepat melakukan mitigasi, evakuasi internal, dan pengamanan dokumen vital.
Upaya tersebut merupakan komitmen dalam menjaga keberlangsungan layanan Keimigrasian maupun menjaga keamanan Warga Binaan.
Bencana banjir dan longsor terjadi akibat hujan deras sejak 24-25 November 2025. Bencana tersebut menyebabkan terputusnya akses keluar-masuk kota, pemadaman listrik, serta gangguan jaringan komunikasi.
Sebagian besar wilayah Kota Sibolga terendam dan berdampak langsung pada aktivitas pelayanan publik, termasuk layanan Keimigrasian dan Pemasyarakatan.
Kepala Kantor Imigasi (Kanim) Kelas II TPI Sibolga, Akbar Drajat Bogitara, melaporkan gedung kantor tetap aman dari banjir dan longsor. Namun, layanan keimigrasian terpaksa dihentikan sementara sejak Rabu, 26 November 2025. Hal ini disebabkan karena listrik padam, pasokan air terhenti, dan jaringan internet tidak berfungsi.
“Kondisi ini belum memungkinkan untuk melaksanakan pelayanan. Kami mengutamakan keselamatan pegawai dan pengamanan dokumen negara,” ujar dia dikutip dari keterangan resmi Kemenimipas, Jumat (28/11).
Dampak curah hujan ekstrem juga dirasakan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Sibolga. Luapan air sungai menyebabkan area luar lapas tergenang dan menghambat akses. Pemadaman listrik membuat pengelolaan internal harus mengandalkan genset. Meski demikian, seluruh Warga Binaan dipastikan dalam kondisi aman dan situasi di dalam lapas tetap terkendali.
“Kami mengoperasikan genset, membersihkan saluran air, serta meningkatkan kewaspadaan petugas. Lapas Sibolga juga berkoordinasi dengan BMKG, BPBD, BASARNAS, dan aparat penegak hukum untuk memantau kondisi cuaca dan risiko lanjutan,” ujar Kepala Lapas Sibolga, Tri Purnomo.
Sementara itu, Lapas Kelas III Barus menjadi lokasi yang terkena dampak paling signifikan. Banjir bandang yang terjadi pada Selasa (25/11) siang menggenangi musala, dapur umum, dan ruang administrasi.
Air naik cepat akibat meluapnya sungai di sekitar lapas. Meski fasilitas sebagian terendam, seluruh Warga Binaan dipastikan aman. Petugas segera mengevakuasi dokumen dan inventaris penting sebelum genangan bertambah tinggi.
Kepala Lapas Barus, Binur Sitanggang, mememastikan pembersihan lumpur dan pemulihan sanitasi akan dilakukan setelah air benar-benar surut untuk mencegah risiko kesehatan.
Kemenimipas melalui Kanwil Ditjenim dan Ditjenpas Sumatera Utara terus memantau perkembangan di seluruh satuan kerja yang terdampak. Koordinasi dengan BPBD, BMKG, BASARNAS, serta pemerintah daerah dilakukan untuk memastikan penanganan berjalan cepat dan tepat. Fokus saat ini adalah mengembalikan fungsi layanan publik secara bertahap serta menjamin keselamatan pegawai dan warga binaan.