Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), sejak Senin (25/11) hingga Rabu (26/11) menyebabkan tanah longsor hingga banjir bandang.
"Dalam peristiwa tersebut, terdapat korban jiwa 9 orang meninggal dunia. 7 warga desa Sibalanga, Kecamatan Adiankoting dan 2 warga Kecamatan Parmonangan," kata Kasi Humas Polres Taput, Aiptu W. Baringbing dalam keterangan yang diterima kumparan, Jumat (28/11).
Identitas 9 warga yang meninggal dunia:
Bangun Sitompul (45) alamat Desa Pagaran
Rey Bastian Sitompul (1), alamat tinggal Desa Pagaran
Aksel Hutagalung (6 bulan), alamat tinggal di Desa Pagaran
Cantika Sitompul (11), alamat tinggal di Desa Pagaran
Nurmaida Hutagalung (64), alamat tinggal di Desa Pagaran
Tasya Sitompul (8), alamat tinggal di Desa Pagaran
Santiur Br Marbun, alamat tinggal Kecamatan Parmonangan
Reza Manalu, alamat tinggal Kecamatan Parmonangan
Belum diketahui identitas.
Sedangkan 17 orang dilaporkan hilang.
"Diketahui hilang 17 orang di Kecamatan Adiankoting. Sedangkan di Kecamatan Parmonangan diketahui ada 10 orang. Sehingga total yang hilang 27 orang," ucap Baringbing.
Baringbing mengatakan dalam peristiwa bencana alam tersebut, terdapat 10 titik banjir meliputi Kecamatan Tarutung, Sipoholon, Pahae Jae, Simangumban dan Purba Tua.
Selain banjir, ada 17 titik wilayah longsor yang berada di Jalan Lintas Sumatera Tarutung-Sibolga, tepatnya di Kecamatan Adiankoting dan Kecamatan Parmonangan.
Baringbing mengatakan saat ini jalur hubungan darat dari Tapanuli Utara menuju Tapanuli Tengah masih lumpuh total.
"Tidak bisa dilalui kendaraan roda dua ke atas," pungkasnya.