Translokasi Badak akan Tetap Dilakukan Usai Evaluasi Kematian Badak Musofa

katadata.co.id • 8 jam yang lalu
Cover Berita

Usai kematian badak Jawa Musofa, Kementerian Kehutanan (Kemenhut) akan tetap melanjutkan translokasi untuk meningkatkan populasi satwa yang terancam punah ini. Kemenhut memastikan, kematian Musofa bukan karena proses translokasi, melainkan penyakit kronis yang lama dideritanya.

Musofa menjadi individu badak Jawa pertama yang berhasil ditranslokasi. Namun, baru dua hari berada di Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA), Musofa mati pada 7 November lalu.

“Secara logika, karena ada yang mati, (translokasi) disetop. Tapi kita tidak akan pernah punya kesempatan untuk propagasi (perbanyakan) Badak Jawa. Apakah akan dibiarkan mati dalam 50 tahun tanpa aksi apapun?" kata Muhammad Agil, tim dokter hewan dalam upaya translokasi Musofa, saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (28/11).

Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kemenhut Satyawan Pudyatmoko mengatakan, untuk menjaga populasi badak Jawa, menjaga keamanan habitat termasuk dari ancaman perburuan saja tidak cukup.

“Studi kami menunjukkan dengan jelas itu tidak cukup. Kami membuat Population Viability Analysis, sangat mencemaskan untuk sampai lima puluh tahun ke depan,” ujar Satyawan.

Kemenhut akan mengevaluasi secara menyeluruh bersama para ahli usai kematian badak Jawa Musofa. Ke depan, unsur-unsur seperti musim, waktu penangkapan, atau faktor di luar kendali akan diperhitungkan dengan cermat sebelum translokasi satwa dilakukan.

Meski tak bisa memberikan gambaran waktu pasti, Kemenhut berharap operasi serupa bisa dilakukan dalam waktu dekat.

Tim dokter hewan dalam upaya translokasi tersebut juga mengingatkan perlunya observasi usia dan kesehatan calon satwa yang akan ditranslokasi. Setelah diperiksa lebih lanjut, Musofa sudah berusia lebih dari 45 tahun dan mengalami infestasi berat dari cacing parasit di saluran cerna dan otot.

Kondisi tersebut menyebabkan timbunan cairan di otak, gangguan koordinasi, serta penurunan kadar oksigen pada paru-paru. Hal itu juga yang menjadi sebab kematian Musofa.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.