Kayu Gelondongan Terbawa Banjir di Sumatera, Daniel Johan Curiga Praktik Illegal Logging

fajar.co.id • 13 jam yang lalu
Cover Berita

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat menyisakan duka bagi warga terdampak.

Selain itu, kerugian materi dan korban jiwa yang menyita perhatian luas, banyaknya kayu gelondongan yang ikut terbawa banjir dalam peristiwa itu tidak kalah jadi perhatian warganet.

Sebelumnya, rekaman video yang diunggah di media sosial memperlihatkan kayu-kayu gelondongan yang hanyut terbawa aliran banjir.

Sejumlah warganet mengaitkan kayu-kayu tersebut dengan fenomena deforestasi di wilayah Sumatera yang terdampak banjir dan longsor dalam beberapa waktu terakhir, seperti terjadi di Aceh, Sumut, maupun Sumbar.

Pada 28 November 2025, Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kemenhut Dwi Januanto Nugroho mengatakan bahwa berdasarkan dugaan sementara, kayu-kayu yang hanyut tersebut merupakan bekas tebangan yang sudah lapuk sehingga kemudian terseret banjir.

Dwi juga menduga kemungkinan besar kayu-kayu tersebut berasal dari pemegang hak atas tanah (PHAT) yang berasal di areal penggunaan lain (APL).

Walaupun demikian, dia mengatakan pemeriksaan secara menyeluruh tetap diperlukan oleh tim Ditjen Gakkum Kementerian Kehutanan (Kemenhut).

Merespons banyaknya kayu gelondongan yang tersapu banjir, anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan meminta pemerintah untuk mengusut kayu-kayu gelondongan yang terbawa banjir dengan membentuk tim investigasi.

“Kami mendorong agar pemerintah segera membentuk tim investigasi untuk menelusuri dari mana kayu itu, kenapa bisa hanyut di dalam bencana? Apakah ada pelanggaran? Apakah ada illegal logging (penebangan liar, red.)? Dan siapa pelakunya?” kata Daniel dikutip Minggu (30/11).

Menurut legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), pembentukan tim investigasi diperlukan dan dapat berdampak secara positif kepada publik maupun pemerintah.

“Tentu ini akan melegakan hati masyarakat, dan akan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah,” ujarnya.

Menurut Daniel, jika tim investigasi dibentuk maka akan menjadi pengingat kepada pemerintah agar dapat mengantisipasi hal serupa di kemudian hari.

Daniel memandang bila pemerintah tidak dapat mengantisipasi hal tersebut dan ditambah anomali cuaca yang dinilai akan semakin kuat, maka bencana alam yang terjadi di masa depan dapat menghancurkan wilayah yang terdampak. (fajar)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.