LMA Nabire Ajak Masyarakat Papua Tolak Provokasi 1 Desember

viva.co.id • 10 jam yang lalu
Cover Berita

Nabire, VIVA – Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Kabupaten Nabire mengimbau masyarakat Papua untuk tetap waspada dan menolak segala bentuk provokasi menjelang 1 Desember. Seruan tersebut mengemuka dalam kegiatan sosialisasi peran masyarakat adat dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) yang digelar di kediaman Ketua LMA Nabire, Karel Misiro.

Acara yang dihadiri sekitar 50 peserta dari berbagai unsur masyarakat adat itu dibuka oleh Sekretaris LMA Nabire, Gerson Ramandai. 

Baca Juga :
Ribuan Warga Papua Perantauan dari Berbagai Pelosok Indonesia Bakal Rayakan Natal Bareng di Jakarta
Kemenkes Bongkar 4 Penyebab Ibu dan Calon Bayi Meninggal di Papua, Langkanya Dokter Spesialis hingga Sistem Rujukan

Dalam sambutannya, Gerson menegaskan pentingnya kewaspadaan kolektif jelang 1 Desember yang sering menjadi momentum sensitif di Papua.

“Masyarakat adat memiliki peran strategis sebagai mitra pemerintah dalam menjaga harmonisasi sosial. Karena itu, seluruh tokoh adat perlu meningkatkan kewaspadaan dan tidak terpengaruh isu-isu yang dapat memecah persatuan,” ujar Gerson dalam keterangannya, Minggu, 30 November 2025.

Gerson menambahkan bahwa penyebaran informasi yang belum terverifikasi harus dihindari agar situasi tetap kondusif. 

“Tokoh adat punya kedekatan dengan masyarakat. Ini modal penting untuk menenangkan situasi dan mencegah meluasnya kabar bohong,” tambahnya.

Sementara Ketua LMA Nabire, Karel Misiro menjelaskan bahwa dinamika menjelang 1 Desember kerap ditandai meningkatnya aktivitas kelompok tertentu yang bisa berpotensi memicu gangguan keamanan. 

“Biasanya ada unjuk rasa, blokade jalan, hingga pembakaran ban. Kami mengajak masyarakat tetap tenang, tidak terprovokasi, dan segera lapor jika melihat hal-hal yang mencurigakan,” tegas Karel.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak menyebarkan isu yang tidak jelas sumbernya. 

“Informasi yang tidak benar bisa memperkeruh situasi. Lebih baik cek dulu kebenarannya agar tidak menimbulkan keresahan,” katanya. 

Karel menambahkan bahwa pemerintah daerah dan aparat keamanan telah meningkatkan pemantauan di sejumlah titik rawan dengan pendekatan persuasif demi memastikan keselamatan publik.

Dalam sesi diskusi, beberapa peserta mengusulkan agar pemerintah mempertimbangkan penutupan sementara toko minuman keras sepanjang bulan Desember untuk mengurangi potensi gangguan keamanan. Usulan tersebut mendapat respons positif dan dinilai sebagai langkah preventif yang dapat mendukung stabilitas sosial. 

Selain memperkuat tali silaturahmi, kegiatan ini menegaskan komitmen LMA Nabire dalam menjaga ketertiban jelang momen yang dianggap rawan oleh sebagian masyarakat Papua.

Baca Juga :
Temui Gibran, Pemuda Katolik Ungkap Masalah di Papua: Tanah Adat, Pendidikan hingga Kesehatan
DPR Minta Kemenkes Hukum 4 RS Imbas Ibu Hamil Meninggal di Papua
Ibu Hamil di Papua Meninggal Ditolak 4 RS, Puan Minta Kemenkes Evaluasi

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.