BNPB: Korban Meninggal Banjir Bandang Tiga Provinsi Capai 303 Orang

disway.id • 9 jam yang lalu
Cover Berita

​JAKARTA, DISWAY.ID – Bencana hidrometeorologi berupa banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Pulau Sumatera: Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) meninggalkan duka mendalam.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mencatat hingga, Minggu 30 November 2025, total akumulasi korban meninggal dunia akibat bencana tersebut telah mencapai 303 orang.

BACA JUGA:RUPS Bank Banten Sahkan Bank Jatim sebagai PSP ke-2, Kinerja 2025 Tumbuh Signifikan

BACA JUGA:Menkes: Angka TBC Tembus 134 Ribu dalam Setahun, Renggut Nyawa per 5 Menit

​Suharyanto menyatakan bahwa jumlah korban jiwa terus bertambah seiring dengan intensifikasi operasi pencarian dan evakuasi di lokasi terdampak.

Pada hari ketiga setelah penetapan status tanggap darurat bencana di Provinsi Sumatera Utara, tercatat 166 korban meninggal dunia dan 143 orang masih dinyatakan hilang. Dampak terbesar terjadi di Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Kota Sibolga.

“Sumatera Utara sekarang menjadi 166 jiwa meninggal dunia. Dalam satu hari ini bertambah menjadi 60 korban jiwa berkat operasi pencarian dan pertolongan oleh tim gabungan yang dipimpin oleh Basarnas. Kemudian ada 103 jiwa yang masih hilang,” ungkap Suharyanto, Minggu 30 November 2025.

​Saat ini, fokus utama tim gabungan adalah mencari 175 korban yang masih dilaporkan hilang. Pengerahan alat berat terus dilakukan, terutama di daerah-daerah yang aksesnya terisolasi dan tertutup timbunan longsor.

• ​Kendala di Lapangan: Operasi SAR menghadapi kendala cuaca yang tidak menentu dan medan yang berat, membuat proses evakuasi dan pengiriman logistik menjadi sulit.

BACA JUGA:Menko AHY Tekankan Penguatan Penanganan Darurat atas Bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar

• ​Pemulihan Infrastruktur: BNPB bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang berupaya keras memulihkan akses jalan utama yang putus, khususnya jalur yang menghubungkan daerah terpencil.

• ​Kebutuhan Mendesak: Kebutuhan paling mendesak bagi para penyintas di posko pengungsian adalah air bersih, layanan kesehatan mental (trauma healing), dan persediaan makanan siap saji.

Untuk mempercepat penanganan, BNPB dan kementerian/lembaga telah mengerahkan berbagai alutsista, termasuk lima helikopter perbantuan yang ditempatkan di Bandara Silangit untuk distribusi logistik ke Tapanuli Tengah dan wilayah lain yang terisolasi.

“Seperti Sibolga sampai hari ketiga penanganan darurat belum bisa kita tembus lewat udara, tapi sudah bisa kita capai melalui udara untuk pendistribusian logistik,” kata Suharyanto.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.