Update Terbaru dari Kebakaran Apartemen di Hong Kong

kumparan.com • 2 jam yang lalu
Cover Berita

Korban tewas kebakaran dahsyat di kompleks Apartemen Wang Fuk Court di Hong Kong mencapai 128 orang pada Jumat (28/11). Sebanyak 200 warga lainnya masih hilang.

Informasi tersebut disampaikan Kepala Keamanan Hong Kong, Chris Tang, dalam konferensi pers pada Jumat. Sebelum Tang memberikan keterangan, otoritas telah mengumumkan bahwa proses pemadaman kebakaran selama 40 jam telah selesai.

“Alarm kebakaran di kompleks tidak bekerja dengan baik,” kata Tang setelah melaporkan jumlah korban jiwa, seperti dikutip dari Reuters.

“Tim penyelamat menyimpulkan setidaknya 79 orang, termasuk 12 pemadam kebakaran, menderita cedera,” tambahnya.

Menurut laporan KJRI Hong Kong, dua dari ratusan korban jiwa adalah WNI yang bekerja sebagai pekerja migran di apartemen tersebut. Keduanya berasal dari Jawa Barat dan Jawa Timur.

Kebakaran di apartemen Wang Fuk Court terjadi sejak Rabu. Sebanyak delapan bangunan berlantai 32 di kompleks itu dilumat api. Versi lain, yang terbakar 7 dari 8 blok bangunan apartemen.

Kebakaran ini menjadi yang terburuk di Hong Kong dalam 80 tahun terakhir. Pada peristiwa sebelumnya, sebuah ledakan yang memicu kebakaran di sebuah gudang menewaskan 176 orang.

Ada 119 WNI Tinggal di Apartemen Apartemen Hong Kong yang Dihantam Kebakaran

Konsul Jenderal RI untuk Hong Kong, Yul Edison, mengungkap bahwa ada ratusan WNI yang tinggal di kompleks apartemen Wang Fuk Court yang mulai terbakar hebat pada Rabu (26/11).

Otoritas Hong Kong menyebut kebakaran dahsyat itu menghantam apartemen yang berisi hampir 2.000 unit dan menewaskan lebih dari 90 jiwa. Dibutuhkan waktu 36 jam untuk memadamkan api di kompleks berisi delapan blok bangunan tersebut.

Yul mengatakan bahwa pihaknya sudah mendata jumlah WNI yang tinggal di kompleks apartemen itu. Menurut keterangan Kemlu RI, kebakaran tersebut menewaskan dua WNI yang bekerja sebagai pekerja migran.

“Masalah data dari delapan bangunan, ada ratusan warga kita, sekitar 119,” kata Yul saat dihubungi kumparan, Jumat (28/11).

Yul menambahkan, ratusan WNI itu berhasil menyelamatkan diri dengan berbagai cara, termasuk mengungsi ke tempat rekan atau menyelamatkan diri bersama majikan mereka.

Meski begitu, Yul memastikan pendataan untuk memastikan kondisi seluruh WNI di apartemen tersebut terus dilakukan. Ia menegaskan dirinya dan tim masih berada di lokasi kebakaran.

Yul kemudian menyampaikan laporan terbaru otoritas Hong Kong bahwa masih ada puluhan penghuni apartemen yang keberadaannya belum diketahui.

“Perkembangan pagi ini saya lihat, kalau sampai pagi kemarin 279 tidak bisa dihubungi, tadi sudah di bawah 30,” ujarnya.

Sebelumnya, Kemlu RI menyatakan, WNI yang tewas ada 2 orang. Dua WNI lainnya terluka. Dari korban luka, 1 orang sudah keluar dari RS dan lainnya masih dirawat. Semua WNI itu berstatus pekerja migran sektor domestik.

Polisi Hong Kong menangkap dua direktur perusahaan konstruksi dan konsultan teknik yang dianggap bertanggung jawab atas kebakaran dahsyat itu. Mereka dituduh lalai.

Pada saat kebakaran terjadi, kompleks apartemen tersebut tengah menjalani proses pemeliharaan/renovasi. Perancah/steger bambu dan material yang mudah terbakar diduga berperan memudahkan api menjalar cepat dan luas.

Hong Kong Mulai Masa Berkabung Usai Kebakaran Apartemen Tewaskan 128 Orang

Hong Kong mulai masa berkabung pada Sabtu (29/11) waktu setempat. Mereka memberikan penghormatan kepada 128 korban tewas kebakaran Apartemen Wang Fuk Court. Tujuh orang korban di antaranya adalah WNI.

Tak sedikit yang membawa bunga dan meletakkannya di lokasi salah satu kebakaran paling mematikan di Hong Kong itu. Masa berkabung akan dilakukan selama tiga hari.

Dikutip dari AFP, orang-orang dari seluruh penjuru kota berbondong-bondong menuju sebuah taman kecil dekat apartemen yang hangus. Kompleks tersebut terbakar lebih dari 40 jam sebelum berhasil dipadamkan.

Mereka meletakkan bunga putih dan kuning serta meninggalkan pesan-pesan tulisan tangan sebagai bentuk kenangan.

Antrean terus bertambah panjang, dan saat malam tiba area tersebut telah dipenuhi para pelayat yang muram, banyak di antaranya mengenakan pakaian berwarna gelap.

Seorang wanita berusia 69 tahun bermarga Wong, yang telah tinggal di kawasan itu lebih dari empat dekade, duduk terpaku di dekat situ sambil menyebut satu per satu nama tetangga dan teman yang telah meninggal.

"Itu seorang nenek dengan bayi berusia 18 bulan. Saya sangat dekat dengan mereka," kata Wong, menambahkan bahwa banyak pemilik rumah lansia memiliki hubungan yang sangat erat.

"Kemarin baru dipastikan mereka meninggal," sambungnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.