Wall Street Meroket Usai Libur Thanksgiving, Ditopang Saham Ritel dan Teknologi

katadata.co.id • 2 jam yang lalu
Cover Berita

Bursa saham Wall Street ditutup naik pada perdagangan Jumat (28/11) pasca-libur Thanksgiving. Kenaikan indeks didorong oleh saham ritel dan pemulihan di sejumlah saham teknologi.

Sentimen pasar di Wall Street juga diperkuat oleh meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada Desember.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,61% menjadi 47.716,42, sedangkan S&P 500 tumbuh 0.54% ke 6.849,09. Nasdaq Composite juga mencatat kenaikan 0,65% ke 23.365,69.

Sebagian besar sektor utama S&P 500 berada di zona hijau, kecuali kesehatan. Saham farmasi Eli Lilly turun 2,6%. Sebaliknya, Intel memimpin penguatan indeks dengan lonjakan 10,2%, menyusul laporan analis TF International Securities, perusahaan berpotensi mulai memproduksi prosesor Apple seri M kelas bawah pada 2027.

Tiga indeks utama membukukan kinerja mingguan positif. S&P 500 naik 3,73%, Nasdaq menguat 4,91%, dan Dow Jones meningkat 3,18%. Stabilnya pergerakan pada perdagangan Jumat membuat S&P dan Dow Jones sedikit positif sepanjang bulan.

Namun, Nasdaq tetap mencatat penurunan 1,51% untuk periode bulanan. Koreksi ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap valuasi sektor teknologi dan AI yang dinilai mulai berlebihan, sehingga memicu aksi ambil untung.

“Sesi pasca-liburan ini memang sangat ringan volumenya dan tidak banyak aktivitas. Namun beberapa pekan terakhir menunjukkan bahwa hasil dari perkembangan AI masih sepenuhnya belum diketahui,” ujar CEO Smead Capital Management Cole Smead dikutip dari Reuters, Senin (1/11).

Sementara itu, berjangka sempat terhenti pada pagi hari setelah CME Group mengalami gangguan teknis pada pusat data CyrusOne. Kejadian ini sempat membekukan kontrak berjangka mata uang, komoditas dan ekuitas secara global.

CME menyatakan masalah tersebut terkait gangguan sistem pendingin. Meski perdagangan kembali normal, gangguan itu menunjukkan kerentanan infrastruktur pasar. 

Volume perdagangan hari ini memang rendah, tetapi dampaknya bisa jauh lebih besar. Ini menggambarkan risiko keterhubungan pasar yang dapat memicu masalah sistemik,” ujar pendiri Themis Trading Joe Saluzzi.

Akhir pekan lalu menandai dimulainya musim belanja akhir tahun, dimulai dari Thanksgiving, Black Friday hingga Cyber Monday. Rangkaian hari belanja ini menjadi indikator penting bagi kinerja pengecer besar dan turut memberikan dukungan pada pergerakan saham sektor ritel di Wall Street.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.