Pada Jumat (28 November), siklon “Ditwah” menerjang wilayah utara Sri Lanka, membawa hujan deras dan banjir besar yang menyebabkan sedikitnya 56 orang tewas dan lebih dari 20 orang hilang. Sementara itu, berbagai negara di Asia Tenggara masih terendam banjir, dengan total korban tewas telah meningkat menjadi lebih dari 250 orang. Thailand, Malaysia, dan Indonesia terus melaporkan korban baru.
EtIndonesia. Cuplikan dari televisi lokal menunjukkan helikopter Angkatan Udara Sri Lanka pada Kamis (27 November) berhasil menyelamatkan tiga warga yang terjebak di atas atap rumah akibat dikepung banjir. Angkatan Laut dan kepolisian juga mengerahkan perahu untuk mengevakuasi penduduk ke lokasi yang aman.
Pemerintah menyatakan banjir telah menghantam parah sejumlah wilayah di bagian selatan dan timur negara itu. Sekitar 44.000 orang terdampak, dan jumlah korban tewas naik menjadi 56 orang, sebagian besar akibat tanah longsor yang dipicu hujan lebih dari 12 inci. Otoritas memperkirakan angka ini masih bisa bertambah.
Daerah penghasil teh di dataran tinggi tengah — Badulla dan Nuwara Eliya — termasuk wilayah yang paling parah terdampak. Sedikitnya 25 orang tewas, 21 hilang, dan 14 luka-luka di kawasan tersebut.
Pada Jumat, pemerintah Sri Lanka mengumumkan penutupan semua kantor pemerintah dan sekolah. Hujan deras menyebabkan banyak bendungan dan sungai meluap, jalan-jalan terputus, serta layanan kereta penumpang dihentikan. Banyak ruas jalan juga ditutup.
Seiring bergeraknya siklon “Ditwah” menuju India bagian selatan, pihak India menyatakan telah mengirim 6,5 ton bahan pangan sebagai bantuan darurat.
Menurut laporan Reuters, berbagai wilayah di Indonesia, Malaysia, dan Thailand selama sepekan terakhir diguyur hujan lebat yang dipicu siklon, dan hingga Jumat, banjir telah menyebabkan setidaknya 321 orang tewas. Di Selat Malaka bahkan terbentuk badai tropis yang jarang terjadi.
Di Thailand selatan, jumlah korban tewas meningkat tajam hingga mencapai 145 orang pada Jumat. Banjir besar menenggelamkan wilayah luas, memaksa warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi atau ke atap rumah.
Warga Thailand, Suda Lesawanmidi: “Air masuk ke rumah saya, ketinggian air lebih dari 4 meter.”
Pejabat Indonesia menyatakan 174 orang telah dipastikan tewas. Meski hujan telah berhenti, 79 orang masih hilang. Wilayah yang paling parah terdampak adalah Provinsi Sumatera Utara, dengan sedikitnya 116 orang meninggal dan 42 orang hilang.
Di negara tetangga, Malaysia, dua orang dilaporkan tewas. Badai tropis “Senyar” mendarat sekitar tengah malam sebelum melemah, tetapi badan meteorologi tetap memperingatkan adanya hujan lebat dan angin kencang, serta meminta kapal-kapal kecil waspada terhadap kondisi laut yang buruk.
Seiring mulai surutnya banjir, negara-negara Asia Tenggara kini tengah berupaya menyelamatkan warga yang masih terperangkap, memulihkan listrik dan komunikasi, serta mengkoordinasikan pekerjaan rekonstruksi pascabencana. (Hui)
Laporan dari Liu Jiajia, NTDTV, Amerika Serikat.