Banjir bandang yang menerjang sejumlah wilayah di Sumatera Barat, menyebabkan 442 orang meninggal dunia dan 402 orang hilang.
Bencana banjir bandang yang terjadi di Sumatera Barat, bukan semata-mata karena faktor alam, melainkan juga akibat ulah manusia.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, saat memberikan keterangan pers di Kantor BNPB, Jakarta, Rabu (22/5/2024).
"Banjir bandang yang terjadi di Sumatera Barat, bukan semata-mata karena faktor alam, melainkan juga akibat ulah manusia," kata Suharyanto.
Dia menjelaskan, banjir bandang yang terjadi di Sumatera Barat, disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain curah hujan yang tinggi, kondisi topografi yang curam, dan kerusakan lingkungan.
"Kerusakan lingkungan ini, antara lain akibat alih fungsi lahan, penebangan liar, dan pertambangan liar," ujarnya.
Suharyanto mengatakan, banjir bandang yang terjadi di Sumatera Barat, merupakan bencana yang sangat besar.
"Bencana ini, merupakan bencana yang sangat besar, dan kita harus belajar dari bencana ini," katanya.
Dia menegaskan, pemerintah akan mengambil langkah-langkah untuk mencegah terjadinya bencana serupa di masa depan.
"Kita akan mengambil langkah-langkah untuk mencegah terjadinya bencana serupa di masa depan, antara lain dengan melakukan penegakan hukum terhadap pelaku perusakan lingkungan, dan melakukan rehabilitasi lahan," ujarnya.
Suharyanto juga mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
"Kita semua harus lebih peduli terhadap lingkungan, karena lingkungan yang sehat, akan melindungi kita dari bencana," katanya.
Banjir bandang yang terjadi di Sumatera Barat, telah menyebabkan kerusakan yang sangat parah.
Selain menyebabkan korban jiwa, banjir bandang juga menyebabkan kerusakan pada infrastruktur, seperti jalan, jembatan, dan rumah.
Pemerintah telah menyalurkan bantuan kepada korban banjir bandang, berupa makanan, minuman, obat-obatan, dan tenda.
Pemerintah juga telah membentuk posko komando penanggulangan bencana, untuk mengkoordinasikan penanganan bencana.