PT Chery Sales Indonesia menepis anggapan bahwa mereka sedang terlibat dalam perang harga demi merebut pasar otomotif Indonesia.
Mereka menegaskan bahwa fokus utama perusahaan justru berada pada inovasi yang membuat produk mereka lebih kompetitif. Harga terjangkau yang kini melekat pada berbagai model Chery disebut bukan berasal dari strategi banting harga.
Perusahaan mengeklaim bahwa efisiensi muncul dari teknologi yang mereka kembangkan untuk menekan ongkos produksi.
“Bukan perang harga tapi teknologi karena dengan ini kami bisa berinovasi bagaimana membuat produk. Salah satu investasi terbesar adalah R&D karena dari sana perusahaan bisa mengurangi biaya produksi dan lainnya,” ujar Head of Brand Department PT Chery Sales Indonesia, Rifkie Setiawan saat ditemui di tangerang baru-baru ini.
Rifkie menjelaskan, satu platform kendaraan dapat melahirkan beberapa model sekaligus. Dengan pendekatan modular itu, biaya pengembangan dapat ditekan sehingga harga jual menjadi lebih kompetitif.
“Chery X misalnya, platformnya bisa dipakai untuk PHEV atau ICE. Semua sudah disiapkan jalur kabel dan sebagainya jadi tinggal disesuaikan dengan kebutuhan,” tegasnya.
Meski begitu, Chery menegaskan bahwa harga terjangkau bukan berarti mereka mengorbankan keberlanjutan bisnis jangka panjang. Semua langkah disebut telah dihitung agar perusahaan tetap mampu bertahan di pasar lokal.
“Kami masih seimbang antara harga dan produk yang ditawarkan. Bahkan tidak semua produk Chery murah, kami tetap memiliki produk flagship buat konsumen kelas atas,” ungkapnya.
Strategi berbasis teknologi dan efisiensi itu diyakini mampu memperkuat penerimaan masyarakat terhadap merek Chery. Bila momentum tersebut terus terjaga, Chery optimistis bisa mempertahankan keberadaannya dalam jangka panjang di Indonesia.
