Garuda Indonesia Group mencatatkan jumlah pendapatan sebanyak US$ 842,16 juta atau sekitar Rp 14,03 triliun pada kuartal III 2025. Jumlah ini menurun 10,53% dibandingkan periode yang sama pada 2024 mencapai US$ 941,29 juta.
Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia Thomas Sugiarto Oentoro mengatakan penurunan ini disebabkan oleh program perbaikan atau maintenance yang sedang dilakukan perusahaan.
“Program ini secara sementara mengurangi kapasitas produksi kami yang mengakibatkan penurunan volume penumpang dan kargo yang berdampak pada kinerja pendapatan,” kata Thomas dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Senin (1/12).
Perusahaan yang masuk dalam Garuda Indonesia Group terdiri atas PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Aerowisata, PT Sabre Travel Network Indonesia, PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk, PT Aero Systems Indonesia (ASYST), PT Citilink Indonesia, PT Gapura Angkasa, dan Garuda Indonesia Holiday France.
Dia merincikan penurunan ini juga terjadi dari aspek pendapatan penumpang yang menurun 11,36%, dari US$ 698,2 juta pada kuartal III 2024 menjadi US$ 618,91 juta pada periode yang sama 2025. Untuk pendapatan kargo di kuartal III 2025 sebesar US$ 41,88 juta, menurun 3,8% dibandingkan periode yang sama 2024 sebesar US$ 43,54 juta.
Hanya pendapatan charter Garuda Indonesia Group tumbuh sebesar 96,3% dan pendapatan lainnya tetap relatif stabil dengan kenaikan tipis 1,5%.
Ia mengatakan pendapatan perusahaan menunjukkan tren kenaikan sejak awal tahun ini. Setelah mencapai US$ 723 juta pada kuartal pertama, pendapatan pulih menjadi US$ 824 juta pada kuartal kedua dan terakhir menjadi US$ 842 juta.
Menurut dia, peningkatan jumlah pendapatan ini mencerminkan pemulihan operasional secara bertahap seiring berjalannya program maintenance dan menunjukkan tren pendapatan yang lebih stabil dibandingkan dengan awal tahun.
Selain kinerja kuartal, Thomas juga menyampaikan terkait kinerja keuangan Garuda Indonesia Group selama tiga 2025. Jumlah pendapatan grup selama sembilan bulan tahun ini mencapai US$ 2,39 miliar atau turun 6,7% secara tahunan. Untuk laba operasional sebesar US$ 139,27 juta atau turun 35,48% dibandingkan 2024. EBITDA turun 5,7% menjadi US$ 646,73 juta dan laba bersih turun 39,5%.