Polri kembali mengirim bantuan logistik, personel, serta perlengkapan teknis ke wilayah terdampak bencana di Sumatera Barat, Aceh, dan Sumatera Utara. Pengiriman dilakukan melalui Bandara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, pada Senin (1/12) pagi.
Karopenmas Polri,Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, pengiriman hari ini mencakup ribuan kilogram bantuan yang diangkut menggunakan pesawat.
“Untuk total bantuan hari ini jumlahnya ada 1.997,5 kg untuk Polda Aceh. Kemudian juga untuk Polda Sumbar ada 234 kg, sedangkan untuk ke Sumut ini sebanyak 3.851 kg,” kata Trunoyudo saat ditemui di Mako Polisi Udara, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Senin (1/12).
Trunoyudo menjelaskan, bantuan ke Sumatera Barat dan Aceh dikirim menggunakan pesawat CN295 dengan jadwal keberangkatan pukul 06.30 WIB.
Personel yang diterjunkan terdiri dari 29 anggota SAR dan medis. Mereka membawa perlengkapan SAR seberat 200 kilogram, ditambah bantuan kebutuhan masyarakat seperti beras, mi instan, gula, susu, pakaian, serta kebutuhan bayi dan anak-anak.
Selain itu, Polri juga mengirim logistik teknis berupa dapur lapangan, genset, tenda lapangan, solar panel, peralatan SAR, MTP, paket makanan siap saji, kasur lipat, minyak goreng, hingga bantuan finansial untuk mendukung operasi kemanusiaan di wilayah bencana.
“(Pengiriman) ke Sumatera Barat dan Aceh menggunakan pesawat CN295 Yang diberangkatkan pada 1 Desember pukul 06.30 WIB,” ujarnya.
Lalu pengiriman bantuan ke Sumatera Utara menggunakan pesawat Fokker 27 MK50 yang juga berangkat pukul 06.30 WIB.
Bantuan terdiri dari makanan, pakaian, air mineral, perlengkapan untuk kelompok rentan seperti ibu, anak, dan lansia, serta perlengkapan SAR seperti thermal imaging, body bag, tenda lapangan, life jacket, dan oksigen portabel.
“Seluruh bantuan ini telah dikirim melalui Bandara Pondok Cabe. Kemudian juga direncanakan ada juga melalui Bandara Halim serta jalur darat menggunakan truk operasional,” kata Trunoyudo.
Polri juga menyiapkan gelombang bantuan tambahan dari SLOK dan polda jajaran. Bantuan itu sedang dalam proses pengemasan dan pemberangkatan.
Tambahan bantuan meliputi:
• Paket bahan pokok untuk wilayah terisolir
• Dapur lapangan tambahan
• Genset berkapasitas besar
• Water treatment unit untuk penyediaan air bersih
• Tenda pengungsi, selimut, serta perlengkapan medis
• Peralatan sanitasi
• Portable repeater untuk memperkuat jaringan di wilayah blank spot
Anjing K-9 Dikerahkan ke Lokasi BencanaUntuk memperkuat penanganan pascabencana, Polri mengerahkan ratusan personel tambahan yang diberangkatkan setelah dicek langsung oleh Wakapolri.
Rinciannya:
• 300 personel Korps Brimob, masing-masing 100 personel untuk Aceh, Sumut, dan Sumbar
• 300 personel Samapta (Sabhara)
• 39 personel Polsatwa K9 dengan total 11 ekor anjing SAR
“Tentu dibutuhkan salah satunya adalah mencari saudara-saudara kita yang menjadi korban yang masih tertimbun atau dinyatakan laporan hilang tentu diperkuat di masing-masing polda,” ungkap Truno.
Terjunkan Tim DVI
Pusdokkes Polri juga mengirim 27 personel medis untuk membantu identifikasi dan perawatan korban. Tim DVI juga diterjunkan untuk mengidentifikasi korban yang ditemukan dalam kondisi tidak utuh.
Polri juga mengirim 20 personel tim trauma healing yang terdiri dari polwan dan psikolog untuk membantu warga terdampak.
“Kemudian juga langkah-langkah pasca bencana dibutuhkan tim dari trauma healing di mana polda-polda sudah turun ke lapangan dengan tim polwan, tim bagian psikologi, dan juga saat ini dikirimkan 20 personel untuk menjadi tim trauma healing di wilayah-wilayah masyarakat yang terdampak bencana alam,” ujarnya.
Truno menjelaskan karena banyaknya akses darat yang terputus, Polri memaksimalkan transportasi udara dan laut.
Di Aceh, dua helikopter jenis AW169 disiagakan. Di Sumut, dua heli tambahan jenis AW169 dan AS635 digeser dari Sumsel dan Mabes Polri. Sementara Sumbar mendapat satu heli AS365 dari Polda Sulsel.
Selain itu, Ditpoludara Polri menyiagakan 3 pesawat dan 14 helikopter untuk distribusi logistik.
“Kepada masyarakat yang tertutup akses dan membutuhkan logistik, kelengkapan dan kebutuhan pokok ini didorong melalui udara seperti kemarin kita lakukan berupa airdrop kepada masyarakat sehingga akses terputus yang menjadi kendala bisa diatasi melalui udara,” jelas Truno.
Untuk jalur laut, Polair mengoperasikan 10 kapal di Aceh, Sumut, Sumbar, Kepri, dan Riau.
“Kemudian di Polda Sumbar juga ada kapal Polri Antareja yang tadi kami sebutkan di Polda Sumut, di mana ini wilayahnya berbatasan dan bisa mem-back up 2 polda,” ujar Truno.
“Polda Kepri ada 1 kapal Polri Jalak, kapal Polri Kutilang, kapal Polri Penguin. Untuk Polda Riau ada kapal Polri Barata dan ada kapal Polri Bangau,” tambahnya.