Mendagri Sebut Daerah di Aceh Banyak yang Terisolir: Jembatan Roboh-Jalan Putus

kumparan.com • 6 jam yang lalu
Cover Berita

Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, mengungkapkan masih banyak daerah di Provinsi Aceh yang terisolir, imbas bencana banjir bandang dan tanah longsor.

Hal itu disampaikan Tito usai rapat koordinasi persiapan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, serta antisipasi bencana hidrometeorologi, di Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (1/12).

Tito mengaku sempat berkunjung ke lokasi bencana di Aceh dan mendapati banyaknya daerah di provinsi tersebut yang terisolir. Ia datang ke sana bersama kepala daerah untuk memeriksa langsung stok pangan.

"Daerah yang terisolir beberapa ya, di daerah Gayo yang tadi disampaikan. Bukan hanya Gayo, dua hari saya di sana, hari Sabtu dan Minggu, hari Sabtu ke Pidie dan Pidie Jaya, Aceh Besar, hari Minggu saya ke klaster yang terisolir yaitu Lhokseumawe, kemudian Aceh Utara, Lhoksukon, sama Bireuen," ujar Tito kepada wartawan.

"Jadi juga saya bersama dengan Wakil Gubernur, dengan beberapa pejabat provinsi, termasuk ngecek udang-udang, stok pangan, dan lain-lain," jelas dia.

Tito menyebut, setidaknya kurang lebih ada 30 jembatan di Provinsi Aceh yang roboh hingga membuat akses ke daerah tersebut terputus.

"Jadi memang jembatan-jembatan yang roboh cukup banyak, ya, setidaknya 30 yang kalau saya ingat agak besar, sehingga memang terputus," ucap dia.

Tito pun memaparkan sebagian besar akses menuju wilayah Aceh yang terputus imbas bencana tersebut.

"Nah, jadi termasuk di antaranya selain Aceh Utara tadi, kemudian Lhokseumawe, itu jembatan putus, jembatan nasional dari Bireuen menuju ke Pidie Jaya yang menembus Medan-Banda Aceh, putus. Nah, itu otomatis terkunci daerah itu," paparnya.

"Kemudian yang juga terkunci itu adalah Aceh Tengah, ibu kota yang Takengon. Tapi untungnya ada bandara, di Takengon ada bandara, di Lhokseumawe ada Malikus Saleh juga bandara, jadi di-dropping di sana udara. Kemudian juga di Bener Meriah, Bener Meriah juga terisolir, karena jembatan jalan putus juga. Termasuk yang di daerah Gayo," terang dia.

Eks Kapolri tersebut mengatakan bahwa kondisi itu mengakibatkan sempat terkendalanya pengiriman logistik dan bantuan bagi warga yang terdampak bencana.

Namun, ia menekankan, bahwa pengiriman pasokan pangan sudah mulai disalurkan oleh pemerintah kepada warga.

"Jadi dropping-dropping sudah dilakukan, bahkan ini langsung dari Halim, perintah Presiden, langsung dari Halim. Stoknya di sini, sampai itu juga dari Medan, yang dikirim itu. Tapi stok di Aceh sendiri, seperti di Lhokseumawe, 28 ribu ton ada beras di sana. Jadi tidak akan masalah, masalah berasnya," tutur Tito.

Lebih lanjut, Tito menyebutkan bahwa sejumlah logistik dan kebutuhan pokok bagi warga terdampak bencana di daerah terisolir masih kurang, baik kebutuhan sandang hingga pangan.

"Yang lain, yang kurang, telur misalnya, cabai, kemudian kecap, gula, itu yang kurang. Pakaian dalam, kemudian popok bayi, susu, yang kayak gitu yang kurang. BBM juga, BBM juga problem," kata dia.

Ia pun telah meminta Kepala Badan Pangan Nasional, Menteri Pertanian, hingga Dirut Bulog untuk menambah stok di daerah terisolir tersebut.

"Sehingga kita sudah hubungi, tadi malam juga saya langsung telepon Kepala Badan Pangan Nasional, Pak Mentan Pak Amran, Dirut Bulog, semua untuk menambah stok di daerah-daerah terisolir, terutama di-dropping, itu langsung dikendalikan oleh Bapak Menko PMK Pak Pratikno, dan BNPB semua, semua bergerak. TNI, Polri, semua bergerak," pungkasnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.