BMKG Sebut Telah Ingatkan Pemda Soal Siklon Senyar Sebelum Banjir Sumatra

katadata.co.id • 4 jam yang lalu
Cover Berita

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Teuku Faisal Fathani mengatakan telah mengingatkan pemerintah daerah mengenai potensi siklon tropis Senyar. Siklon tersebut mengakibatkan banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, serta Sumatra Barat sepekan ke belakang. 

Teuku mengatakan, siklon tropis Senyar dapat diprediksi BMKG 8 hari sebelum siklon utama terbentuk. Siklon ini membawa intensitas tinggi ke pulau Sumatra. 

“Balai Besar BMKG Wilayah 1, itu sudah mengeluarkan warning 8 hari sebelumnya. Diulang lagi 4 hari sebelumnya, kemudian diberikan 2 hari sebelumnya,” kata Teuku saat Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah, di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (1/12). 

Teuku berpesan agar para kepala daerah mencermati informasi siklon tropis yang menyebabkan curah hujan tinggi serta ancaman hidrometeorologi. Informasi itu disampaikan melalui pos BMKG di tiap provinsi. 

“Lima balai besar yang kami miliki memiliki wewenang untuk memberikan warning langsung ke provinsinya. Bisa diundang untuk diajak berdiskusi bagaimana persiapan-persiapan ancaman berikutnya,” kata dia.

Teuku menjelaskan bencana banjir di Sumatra disebabkan oleh anomali cuaca yang muncul akibat siklon tropis Senyar. Ia menyebut hal ini sebagai anomali karena Indonesia sebenarnya bukanlah daerah rawan terkena siklon. 

Korban tewas banjir bandang di Tapanuli Selatan mencapai 43 orang (ANTARA FOTO/Yudi Manar)

Siklon pada umumnya terjadi di utara atau perairan Pasifik sebelah barat. Siklon biasanya terbentuk di utara Papua, kemudian melintasi Filipina dan berakhir di Laut Cina Selatan. Maka dari itu, Siklon bisa melalui Filipina lebih dari sepuluh kali dalam setahun. 

Umumnya, siklon yang terbentuk tidak akan mendekati khatulistiwa karena efek perputaran bumi yang lemah. Makanya, siklon terbentuk di wilayah dengan koordinat lebih tinggi daripada 5 derajat lintang utara dan 5 derajat lintang selatan.

Pada saat yang sama, suhu hangat di Selat Malaka membentuk awan hujan yang banyak, sehingga siklon Senyar berkategori paling rendah bisa menimbulkan dampak bencana yang sangat besar.

Adapun hujan lebat yang terjadi lebih dari dua atau tiga hari disebabkan karena siklon terjebak dan berputar di antara dataran Sumatra dan Semenanjung Malaysia.

“Di Pos Langsa itu tercatat 380 milimeter (curah) hujannya, itu hujan satu bulan dijatuhkan dalam satu hari,” katanya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.