Emiten Grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) membeberkan rencana ekspansi agresif yang tengah disusun perseroan untuk tahun 2026. Perusahan berniat mengakuisisi sejumlah blok minyak dan gas (migas) baru di dalam maupun luar negeri dengan alokasi belanja modal mencapai US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,3 triliun.
Vice President Director ENRG Edoardus A. Window menyampaikan, pihaknya kini telah masuk tahap negosiasi dengan calon mitra terkait rencana akuisisi tersebut. Ketika ditanya berapa aset yang rencananya akan diakuisisi, ia menyebut jumlah blok yang tengah dibidik berada di bawah tiga, tetapi enggan merinci identitas aset yang dimaksud.
“Kurang dari tiga. Gabungan (dari dalam negeri dan luar negeri)” ujar Edoardus saat ditemui wartawan, Senin (1/12).
Untuk mendukung aksi korporasi tersebut, ENRG telah menyiapkan belanja modal US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,3 triliun (asumsi kurs Rp 16.600 per dolar AS) pada 2026. Anggaran ini merupakan bagian dari total belanja modal atau capital expenditure (capex) yang disiapkan senilai US$ 1,4 miliar atau sekitar Rp 23 triliun sepanjang 2025-2030 untuk menunjang bisnis ENRG.
Dia menjelaskan, dana capex ini akan digunakan perseroan untuk beberapa hal penting. Beberapa di antaranya adalah untuk pengeboran hampir 30 sumur eksplorasi, pengeboran sekitar 130 sumur pengembangan, serta maintenance capex untuk sekitar 106 sumur guna menjaga tingkat produksi. Seluruhnya akan dirampungkan hingga tahun 2030.
Menurut Edoardus, rencana ekspansi jangka panjang ini tercantum dalam roadmap 2026 yang fokus pada pengembangan aset migas eksisting melalui kombinasi proyek eksplorasi dan pengembangan. Dengan strategi tersebut, ENRG menargetkan kenaikan signifikan produksi migas dalam enam tahun ke depan.
“Produksi kami saat ini sekitar 50 ribu barrel minyak per hari. Harapannya bisa meningkat dua kali lipat pada 2030 secara organik, ” ujarnya.
Selain pertumbuhan organik, ENRG juga membuka ruang untuk pertumbuhan anorganik melalui akuisisi aset migas yang sudah berproduksi. Saat disinggung mengenai alokasi dana khusus untuk akuisisi, Edoardus menegaskan bahwa nilainya tidak bisa ditetapkan secara pasti.
Menurutnya, setiap aset migas memiliki karakteristik dan valuasi yang berbeda, baik berdasarkan jenis komoditas (minyak atau gas), lokasi (onshore atau offshore), maupun negara.
“Jadi sulit menentukan budget akuisisi tahunan. Semua akan bergantung pada peluang yang muncul dan valuasi masing-masing aset. Itu sangat case-by-case," ujarnya.
Pada perdagangan hari ini, Senin (1/12), harga saham ENRG ditutup melesat 21,32% atau bertambah 210 poin ke level 1.195. Harga sahamnya telah melonjak 419,57% sejak awal tahun atau year to date (ytd).