Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan PT Manazil Al Mukhtara Indo atau maskapai baru Mukhtara Air, telah mengantongi Sertifikat Standar Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri dan Luar Negeri dengan KBLI 51101 dan 51103 sebelum dapat beroperasi.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Lukman F. Laisa, menyatakan saat ini proses pengajuan Sertifikat Operasi Udara atau Air Operator Certificate (AOC) maskapai tersebut dilaporkan telah memasuki Fase 4 dari total 5 fase sertifikasi.
Perusahaan berencana mengoperasikan satu unit Airbus A320 yang masih berstatus registrasi asing, serta dua unit Airbus A330.
“Pesawat tersebut wajib menjalani proses perawatan dan pemenuhan persyaratan teknis sebelum dapat diregistrasikan sebagai pesawat Indonesia,” kata Lukman dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/12).
Lukman memastikan untuk dapat melakukan penerbangan berjadwal, perusahaan harus menyelesaikan seluruh tahapan AOC hingga dinyatakan lulus, kemudian mengajukan Penetapan Pelaksanaan Rute Penerbangan (PPRP).
"Setelah seluruh persyaratan terpenuhi dan dinyatakan layak oleh otoritas penerbangan, barulah perusahaan dapat diberikan izin untuk beroperasi secara berjadwal," lanjut Lukman.
Dia menegaskan setiap badan usaha angkutan udara wajib melalui proses sertifikasi, serta pemenuhan seluruh persyaratan keselamatan dan keamanan penerbangan sesuai ketentuan yang berlaku.
“Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menegaskan bahwa setiap badan usaha angkutan udara yang akan beroperasi, wajib melalui tahapan proses sertifikasi, dan pemenuhan persyaratan keselamatan dan keamanan penerbangan sesuai peraturan perundang-undangan,” tutur Lukman.
Mukhtara Air merupakan maskapai asal Madinah, Arab Saudi, yang disebut akan mengudara di Indonesia mulai Januari 2026. Maskapai yang berada di Bawah Manazil Al Mukhtara Company Holding tersebut baru saja kedatangan pesawat pertamanya, Airbus A320, yang tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, setelah terbang dari Sharjah, Uni Emirat Arab.
Chairman Mukhtara Air, Sami Al Harbi, mengatakan bahwa kehadiran Mukhtara Air merupakan bentuk investasi besar di Indonesia dari Manazil Al Mukhtara Company, yang selama ini dikenal sebagai perusahaan terkemuka di sektor layanan haji, umrah, dan perhotelan di Madinah.
"Mukhtara Air adalah komitmen investasi besar kami di Indonesia, dan kami ingin menghadirkan standar layanan full service berkelas internasional bagi para jemaah dan menumpang umum," ujar Sami Al Harbi, dikutip Senin (1/12).
Nantinya, pesawat Airbus A330 akan difokuskan untuk melayani rute internasional, seperti Madinah dan Makkah, serta dalam waktu dekat direncanakan juga membuka rute ke Thaif.
Sedangkan pesawat Airbus A320 akan melayani rute domestik, dan berfungsi sebagai feeder untuk penerbangan internasional. Pesawat Airbus A320 pertama yang tiba di Jakarta memiliki konfigurasi 152 kursi, dengan 8 kursi kelas bisnis, dan 144 kursi ekonomi.