Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas) Marsekal Madya TNI Mohammad Syafi’i bicara penyebab banyaknya korban tewas dalam peristiwa banjir dan longsor di Sumatera. Menurutnya, lokasi tempat tinggal warga menjadi salah satu faktornya.
Syafi'i bilang, rata-rata korban tewas ialah warga yang tinggal dekat perbukitan. Wilayah itu rawan longsor.
“Jadi kalau kami lihat bahwa struktur tanah yang ada di wilayah Sumatera ini sebenarnya kalau kami lihat, pertama masyarakat tinggal rata-rata di tepi sungai atau di tepi jalan raya di mana jalan raya ini selalu ada di punggung dari bukit-bukit,” kata Syafi'i saat Rapat Kerja bersama Komisi V DPR di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (1/12).
Ia mengatakan, struktur tanah di wilayah-wilayah tersebut sangat terjal sehingga begitu terkena debit air yang besar akan menimbulkan longsoran.
“Terjalnya ini bukan bebatuan tapi sebenarnya tanah. Sehingga pada saat kemarin kami melintas menggunakan sarana udara kami melihat bahwa bagaimana longsoran-longsoran ini yang luar biasa dan ini sangat memungkinkan bahwa jalan-jalan yang putus yang di situ ada pemukiman. Ini sangat mudah sekali terdampak,” tuturnya.
Basarnas meminta ada sosialisasi ke masyarakat terkait tempat tinggal mereka yang rawan bencana seperti longsor.
“Artinya dengan informasi yang diberikan BMKG harapan kami ini bisa tersosialisasi dan khususnya pemerintah daerah mampu memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahwa keberadaan mereka bersama keluarga tinggal ini sebenarnya di posisi yang sangat rentan,” tutup dia.
Berdasarkan data BNPB per Minggu (30/11) malam, jumlah korban tewas di Sumatera Barat sebanyak 129 orang, korban hilang sebanyak 118 orang. Sedangkan di Sumatera Utara korban tewas sebanyak 217 orang, dan 209 orang hilang.
Sementara di Aceh, korban tewas sebanyak 96 orang. Kemudian korban hilang sebanyak 75 orang.