jpnn.com - JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menyoroti kondisi infrastruktur di daerah terpencil, khususnya ketiadaan akses jembatan yang layak bagi masyarakat.
Prabowo dalam agenda Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) membagikan bukti video kesulitan nyata yang dihadapi para pelajar di kawasan pedalaman.
BACA JUGA: Tinjau Lokasi Banjir Bandang, Prabowo Ungkap Kesulitan di Lokasi
Dia menampilkan tayangan video yang merekam perjuangan anak-anak Sekolah Dasar (SD) menyeberangi sungai.
Momen ini digunakan Presiden Prabowo menggugah kesadaran para pejabat yang hadir tentang realitas di lapangan.
BACA JUGA: Perempuan 50 Tahun Nekat Menyeberang Sungai, Begini Jadinya
"Ini adalah anak-anak yang tiap hari sekolah harus menyebrang sungai. Mereka mempertaruhkan nyawa untuk sekolah. Tiap hari, tiap hari pakaian mereka basah," kata Prabowo di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Dalam video tersebut, terlihat para siswa harus bertaruh nyawa menyeberangi sungai dengan arus deras menggunakan rakit sederhana.
BACA JUGA: PNM Gelar Kompetisi Video Untuk Pelajar, Berhadiah Ratusan Juta, Begini Syarat dan Ketentuannya!
Akibat tidak adanya jembatan yang bisa meraka gunakan menyeberangi sungai, pakaian seragam para siswa basah kuyup sebelum sampai di ruang kelas.
Narasi dalam tayangan itu juga memperdengarkan suara anak-anak yang memohon perbaikan infrastruktur.
Para siswa dalam video mengaku sangat tersiksa, dan kegiatan belajar sering terhambat jika banjir datang melanda sungai tersebut.
"Kami keseringan dihambat banjir di saat kami pergi ke sekolah, dan kami mohon kepada Bapak untuk membangun jembatan ini, karena kami, kami tersiksa kalau kami pergi ke sekolah," ujarnya.
Merespons tayangan itu, Presiden Prabowo mengingatkan para elite dan pimpinan negara bahwa kondisi ini merupakan masalah serius.
Menurut Prabowo, data mencatat terdapat ratusan ribu titik penyeberangan serupa yang membutuhkan perhatian.
Presiden menilai angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi kurang bermakna jika rakyat kecil masih menderita.
"Angka-angka pertumbuhan sangat bagus, tetapi rakyat kita, tiap hari anak-anak kita, tiap hari masuk sungai basah, duduk di kelas basah, pulang kembali basah," imbuhnya.
Sebagai langkah konkret, Presiden Prabowo telah membentuk satuan tugas (satgas) darurat dan meminta keterlibatan perguruan tinggi.
Dia menginstruksikan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, mengerahkan mahasiswa teknik sipil agar terjun ke desa-desa merancang jembatan.
Selain itu, Presiden Prabowo juga memerintahkan jajaran TNI dan Polri turun tangan secara masif.
Seluruh batalyon konstruksi dan zeni diminta bergerak cepat mencari titik-titik krusial tersebut untuk segera dibangun.
Prabowo menekankan supaya birokrasi tidak menghambat dengan studi kelayakan yang bertele-tele, seminar, atau simposium.
Dia menegaskan jeritan anak-anak tersebut harus segera dijawab dengan tindakan nyata, bukan wacana.
Prabowo meminta TNI dan Polri untuk juga mengerahkan semua Batalyon Zeni, Batalyon Teritorial Pembangunan, Kompi Konstruksi dan kompi-kompi lain untuk terjun ke desa-desa tersebut.
"Cari titik-titik, saya minta ini diselesaikan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya," kata Prabowo. (mcr31/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah