Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana berencana melakukan uji coba skema transfer dana ke dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi atau SPPG pekan ini. Skema ini akan secara otomatis mentransfer dana ke virtual account setiap SPPG setelah dipakai untuk kebutuhan Program Makan Bergizi Gratis.
Dadan menjelaskan skema transfer itu akan membuat saldo di rekening virtual atau virtual account SPPG selalu Rp 500 juta setiap saat. Tujuannya agar operasional SPPG di lapangan tetap lancar. Targetnya mulai tahun depan sistem baru ini akan berlaku.
Ia memastikan saldo virtual account setiap SPPK tidak akan pernah Rp 0. "Dengan demikian, setiap SPPG tidak perlu lagi mengajukan proposal penggunaan dana bulanan untuk mencairkan dana di virtual account, tapi cukup melaporkan realisasi belanja per bulanan," kata Dadan dalam Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia di Jakarta, Senin (1/12).
Jumlah dapur SPPG yang beroperasi saat ini mencapai 16.503 unit yang melayani sekitar 47 juta penerima manfaat. Angka tersebut ditargetkan naik menjadi 24 ribu unit SPPG pada akhir bulan ini yang dapat melayani setidaknya 60 juta penerima manfaat.
Ia optimistis 24 ribu dapur SPPG dapat beroperasi pada awal tahun depan karena pemerintah telah menyetujui anggarannya mencapai Rp 335 triliun. Program MBG akan mengeluarkan sekitar Rp 900 miliar per hari untuk melayani setidaknya 60 juta penerima manfaat.
Targetnya, sebanyak 30 ribu unit SPPG akan melayani 82,9 juta penerima manfaat pada Februari 2026. "Saat MBG disalurkan ke 82,9 juta penerima manfaat, anggaran MBG yang dikeluarkan mencapai Rp 1,2 triliun per hari," ujarnya.
Realisasi Anggaran MBGSebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan realisasi penyerapan anggaran program makan bergizi gratis alias MBG per 18 November 2025 mencapai Rp 41,3 triliun. Alokasi dananya pada 2025 mencapai Rp 71 triliun.
“Ini artinya baru sekitar 58,2% dari alokasi APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) sebesar Rp 71 triliun,” kata Suahasil, Kamis (20/11).
Dengan realisasi ini, BGN masih dapat menggunakan anggaran sekitar Rp 30 triliun pada dua bulan terakhir tahun ini yakni November dan Desember 2025. “Alokasi ini akan disesuaikan seiring pencapaian target menuju 82,9 juta penerima manfaat MBG di seluruh Indonesia,” ujar Suahasil.