Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melaksanakan upaya pemulihan jaringan komunikasi di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), yang telah mengalami kerusakan akibat bencana banjir dan longsor.
Menurut Kepala Balai Monitor Kelas II Padang, Helmi, upaya ini mencakup perbaikan 145 unit base transceiver station (BTS) dan pendistribusian internet satelit di sejumlah wilayah yang terdampak.
"Melalui pengerahan personel di lapangan, jalur komunikasi yang terputus segera terkoneksi kembali," ujar Helmi dalam keterangan yang disampaikan BNPB di Jakarta, Rabu (3/12).
Kemenkomdigi menyebut 32 unit internet satelit Starlink telah disalurkan ke wilayah terdampak banjir dan longsor di Sumbar. Bantuan ini ditujukan untuk mendukung akses komunikasi bagi masyarakat selama masa darurat.
Helmi juga menegaskan bahwa penggunaan alat internet satelit ini tidak dikenakan biaya apapun alias gratis.
"Bantuan alat satelit internet ini gratis. Penggunaan fasilitas ini tidak dipungut biaya," sambung Helmi.
Sinyal internet dari alat Starlink dapat menjangkau area dengan radius 500 meter hingga 1 kilometer, dan dapat melayani hingga 60 pengguna secara bersamaan.
Kerja Sama dengan DiskominfotikKomdigi melakukan kerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfotik) Provinsi Sumbar dalam mempercepat proses pemulihan.
Kepala Diskominfotik, Rudi Rinaldi, menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di kabupaten dan kota yang terdampak untuk mendistribusikan bantuan serta menginformasikan langkah-langkah perbaikan yang sedang dilakukan.
Penanganan darurat ini melibatkan pengerahan personel di lapangan untuk segera memperbaiki jalur komunikasi yang terputus. Petugas juga mengerahkan genset untuk memperkuat pasokan listrik di lokasi-lokasi yang mengalami gangguan akibat bencana.
Data Kerusakan BTS di SumbarBerdasarkan data pemantauan terbaru, total jumlah BTS yang mengalami gangguan di Sumatera Barat mencapai 154 unit dari total 3.739 unit yang ada. Prosentase kerusakan ini mencapai sekitar 4 persen, mencerminkan dampak signifikan yang ditimbulkan oleh bencana yang terjadi.
Sebaran Wilayah KerusakanKerusakan BTS terdistribusi di sejumlah wilayah di Sumbar. Kabupaten Agam mencatat jumlah terbesar dengan 45 unit yang terdampak, diikuti oleh Kabupaten Pasaman sebanyak 37 unit, dan Padang Pariaman dengan 18 unit. Kota Padang juga mengalami gangguan pada 12 unit BTS, sementara wilayah lainnya seperti Solok, Pasaman Barat, dan Pariaman masing-masing mencatat kerusakan pada beberapa unit.
Penyebab Gangguan BTSBerdasarkan informasi yang diperoleh, penyebab utama gangguan pada BTS meliputi kerusakan akibat terputusnya pasokan listrik pada 124 unit, gangguan transmisi pada 29 unit, dan satu unit mengalami kerusakan fisik akibat terendam arus banjir. Pemulihan yang dilakukan oleh Komdigi bertujuan untuk memperbaiki semua kerusakan ini secepat mungkin.
Implementasi Teknologi Pendukung Repeater Kebencanaan di Gunung SinggalangSebagai langkah tambahan dalam mendukung pemulihan komunikasi, Balai Monitor Kementerian Komdigi juga mengoperasikan repeater kebencanaan yang terletak di puncak Gunung Singgalang. Alat ini memungkinkan komunikasi radio yang dapat menjangkau hingga 9 sampai 10 kabupaten dan kota di Sumbar, khusunya dalam situasi darurat.
Dukungan Jaringan dan ListrikDukungan dari jaringan listrik sangat krusial untuk menjaga terus beroperasinya BTS dan alat-alat komunikasi lainnya. Komdigi telah menyiapkan genset sebagai cadangan sumber energi bagi BTS yang mengalami kendala listrik. Hal ini memastikan bahwa layanan komunikasi tetap berjalan meski terjadi gangguan pada pasokan listrik utama.





:strip_icc()/kly-media-production/medias/5440065/original/085620300_1765421003-Gubernur_Jawa_Barat_Dedi_Mulyadi__2_.jpg)