Akibat hujan deras dan luapan air sungai, Kota Malang dilanda banjir pada Kamis (4/12) sore kemarin. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat sebanyak 39 titik yang terkena dampak dan terdapat satu pohon tumbang di Kecamatan Kedungkandang.
“Hujan intensitas tinggi menyebabkan luapan ke jalan dan masuk ke pemukiman warga. Banyak warga terjebak di dalam rumah. Berdasarkan pantauan pusdalops, terdapat 39 titik mengalami banjir dan satu pohon tumbang," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Prayitno dilansir dari laman Viva.co.id.
Menurut Prayitno, ada tiga kecamatan menjadi wilayah terdampak paling serius, yaitu Kecamatan Lowokwaru, Blimbing, dan Sukun. Di kecamatan Blimbing, beberapa jalan utama seperti Jalan Letjen Sutoyo dan Jalan Ciliwung terendam dengan ketinggian yang cukup membahayakan. Sementara itu, di Lowokwaru, akses jalan di beberapa area menjadi sulit dilalui akibat genangan air, mengakibatkan banyak warga terjebak di dalam rumah mereka.
Dalam laporan yang diterima, ketinggian air bervariasi di tiap lokasi. Ketinggian air di beberapa titik bahkan mencapai 1,5 meter, sementara banyak jalan utama terendam hingga 160 cm. Sebagiannya, air menggenangi rumah penduduk dan memutus akses ke berbagai lokasi penting di dalam kota.
"Kalau di jalan raya sekitar 80 sentimeter kalau di sini (Jalan Kedawung 1) sekitar 150-160 sentimeter. Saya cek juga ke Purwodadi, perahu karet saya kirimkan ke sana," sambung Prayitno.
BPBD langsung bergerak cepat menurunkan petugas untuk melakukan evakuasi terhadap warga yang terjebak di rumah mereka. Mereka menggunakan perahu karet untuk membantu warga yang terkurung dalam genangan air.
Dampak Banjir terhadap WargaAkibat banjir ini, banyak warga terpaksa mengungsi dari rumah mereka. Dalam observasi BPBD, beberapa keluarga yang rumahnya tergenang air tinggi harus mencari tempat aman, seperti rumah sanak saudara.
Kerusakan rumah akibat banjir juga menjadi masalah besar. Sejumlah rumah di jalan-jalan yang terdampak mengalami kerusakan pada struktur bangunan, terutama dinding yang jebol akibat genangan air yang tinggi. Dalam beberapa kasus, tiang penyangga rumah juga menunjukkan tanda-tanda keruntuhan.
Faktor Penyebab BanjirDitanya soal penyebab banjir, Prayitno menyatakan salah satunya dikarenakan intensitas curah hujan yang lebih tinggi ketimbang beberapa waktu ke belakang. Kondisi ini memperburuk kondisi drainase di wilayah kota dan menyebabkan sungai-sungai tidak mampu menampung debit air yang berlebihan, sehingga mengalami luapan ke pemukiman warga.
"Yang jelas informasi nasional curah hujan memang naik sampai 40 persen karena perubahan iklim," ujarnya.
Sistem drainase yang tidak memadai serta adanya sedimentasi di aliran sungai juga memperburuk keadaan. Keberadaan sampah dan endapan di sungai juga menghambat aliran air, menyebabkan genangan menjadi lebih parah.
Untuk itu, pemerintah perlu melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap sistem drainase agar bencana banjir tidak terulang di masa mendatang.




