Ponorogo (beritajatim.com) — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo bergerak cepat setelah dua ruang kelas di SDN 02 Singgahan, Kecamatan Pulung, mengalami kerusakan serius pada bagian plafon dan struktur kayunya. Plt Bupati Ponorogo, Lisdyarita, turun langsung meninjau kondisi sekolah tersebut. Hal itu dilakukan untuk memastikan langkah penanganan darurat dan rencana pendanaan perbaikan.
Didampingi Kepala Dinas Pendidikan Ponorogo, Nurhadi Hanuri, Lisdyarita melihat langsung kayu-kayu penyangga yang lapuk, plafon yang jebol, hingga ruangan yang kini tak bisa lagi dipakai untuk belajar. Kondisi itu sebelumnya telah memaksa siswa kelas 4 dan 5 dipindahkan ke mushala karena ancaman roboh.
Dalam peninjauan tersebut, Lisdyarita menekankan bahwa keselamatan siswa adalah prioritas utama. Dia meminta pembelajaran dipindah ke ruang yang masih layak sampai perbaikan selesai dilakukan.
“Ini ada perpustakaan dan satu kelas lain yang masih baik. Kemungkinan belajarnya di situ dulu sambil menunggu perbaikan,” kata Bunda Rita, Selasa (9/12/2025).
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Ponorogo, Nurhadi Hanuri, menjelaskan arah pendanaan untuk memperbaiki ruang kelas yang rusak. Karena Dana Alokasi Khusus (DAK) tidak bisa dipakai untuk situasi darurat, Pemkab Ponorogo pun mempertimbangkan penggunaan Dana Alokasi Umum (DAU).
“DAK tidak memungkinkan, mungkin nanti pakai DAU. Pemda lewat Bunda akan mengalokasikan anggaran dan kita prioritaskan bagi sekolah yang benar-benar membutuhkan,” jelas Nurhadi.
Pernyataan tersebut menandai bahwa pemerintah daerah siap mengalihkan anggaran agar kerusakan di SDN 02 Singgahan tidak menunggu terlalu lama untuk diperbaiki. DAU dinilai lebih fleksibel dan bisa segera dimanfaatkan untuk kebutuhan mendesak.
Selain menangani kasus di Singgahan, Dinas Pendidikan akan melakukan pengecekan menyeluruh pada sekolah lain yang berpotensi mengalami kerusakan. Guru diminta segera melapor jika menemukan kondisi bangunan yang dinilai membahayakan.
Sebelumnya, dua ruang kelas di SDN 02 Singgahan menunjukkan tanda-tanda kerusakan berat. Balok kayu yang keropos menggantung tidak stabil dan sebagian plafon telah runtuh. Enam siswa dari dua kelas kini mengikuti kegiatan belajar mengajar di ruang darurat tanpa meja dan kursi. Peninjauan Lisdyarita diharapkan menjadi langkah awal perbaikan cepat agar siswa dapat kembali belajar di ruang kelas yang aman. (end/kun)




