Cerita pilu datang dari pasangan calon pengantin yang tertipu oleh Wedding Organizer (WO) By Ayu Puspita. Pernikahan yang mereka impikan terancam kandas karena uangnya raib.
Setidaknya ada 88 pasangan yang tertipu oleh WO ini. Mereka menderita kerugian bervariatif puluhan hingga ada yang mencapai ratusan juta.
Polisi kini sudah menetapkan Ayu sebagai tersangka bersama empat orang lainnya, salah satunya berinisial D. Para pelaku dijerat Pasal 372 dan 378 KUHP tentang penipuan dan penggelapan dengan ancaman penjara 4 tahun.
Berikut beberapa kisah korbannya:
Miftahul dan JulhamMiftahul (29) dan Julham (29) merupakan korban dari Ayu. Acara yang harusnya berlangsung dua pekan lagi kini terancam batal. Seluruh dana yang telah keduanya bayarkan, sekitar Rp 98 juta, diduga sudah raib.
Korban mengaku awalnya mengetahui dugaan penipuan itu dari unggahan Instagram seorang MUA (Makeup Artist). Keduanya kemudian menyusul para korban lain mendatangi lokasi-lokasi yang diduga terkait Ayu, hingga akhirnya bergabung dalam grup komunikasi para korban.
“MUA aku itu dijelasin, kalau mereka udah lepas kontrak, udah lepas kerja sama dengan By Ayu Puspita. Dan ternyata di IG itu udah banyak berseliweran,” kata Miftahul, Senin (8/12).
“Kita langsung panik. Langsung panik, terus langsung cari aja nih alamat. Kita kan cari tahu tuh pada hari Minggu itu dia ada acara di Condet Park untuk test food. Ternyata acara di Condet Park dibatalkan oleh mereka,” tuturnya.
Namun kepiluan terbesar muncul saat ia menyadari hari pernikahannya hanya tinggal beberapa hari lagi.
“Nangis sih pasti ya. Karena acara kita itu dua minggu lagi. 13 hari lagi, tanggal 21 Desember. Nah, kita dapat informasi di 7 Desember pagi. Itu kan belum jelas ya apa benar atau nggak,” jelas Miftahul.
“Karena gimana pun juga itu kan duit tabungan kita. Ya kita punya mimpi buat nikah gitu kan, udah nabung lama,” lanjut dia.
Ia pun mengatakan seluruh pembayaran telah dilunasi.
“Aku udah full payment, Rp 98.200.000,” katanya, karena tergoda promo yang ditawarkan.
Pelunasan terakhir dibayarkan pada 30 November setelah sebelumnya ia membayar DP 50 persen pada 27 April 2025.
Kini ia dan pasangannya kebingungan melanjutkan persiapan pernikahan karena harus mencari WO baru dan mengeluarkan biaya lagi.
“Sedangkan uang yang kita spare buat cadangan itu nggak bisa nutupin itu semua. Gagal aja udah jadinya. Mana 21 Desember, dua minggu lagi,” keluhnya.
Ia menyebut, undangan pun sudah terlanjur disebar kepada keluarga dan kerabat.
“Sedangkan undangan udah disebar beberapa gitu. Keluarga aku udah nyebarin undangan, keluarga Mas-nya juga gitu. Kalang kabut sih otaknya sekarang, nggak tahu mau gimana,” tuturnya pasrah.
Fadil dan LuluPasangan lainnya, Fadil dan Lulu harus menelan kenyataan pahit menjadi korban penipuan WO By Ayu Puspita. Total kerugian mereka mencapai Rp 100 juta. Mereka telah melunasi pembayaran dengan enam kali termin.
“Kita udah masuk full payment seratus juta,” ujar Fadil saat ditemui di Mapolres Jakarta Utara, Selasa (9/12).
Namun di tengah tekanan waktu dan keputusasaan, keduanya mengaku bersyukur karena banyak vendor lain yang turun tangan membantu secara gratis maupun memberi harga khusus.
“Alhamdulillah banyak yang bantu. Untuk vendor-vendor lainnya. Alhamdulillah di TikTok-TikTok, di media sosial lainnya, mereka pada support kita sebagai korban dari WO AP,” kata Lulu.
“Support kita, seperti mereka menyajikan vendor-vendor free gitu, secara free. Seperti dekorasi free, terus makeup juga free,” lanjutnya.
Fadil pun menimpali, “Ada yang harga korting juga ya.”
Lulu menyebut mereka kini sudah mendapatkan WO baru secara gratis.
“Alhamdulillah kita dapat WO baru secara free,” ujarnya.
Fadil dan Lulu mengaku awalnya masih berharap WO milik Ayu Puspita tetap bertanggung jawab.
“Hari Selasa tuh mau masih ada omongan, udah mau ngurusin vendor-vendor lainnya gitu loh. Cuman ya karena malamnya udah dibawa, kita udah hopeless lah,” kata Fadil.
Menurut mereka, keputusan untuk menyelamatkan acara harus diambil cepat karena tidak mungkin lagi menunda pernikahan.
“Kalau reschedule enggak mungkin ya, karena kita sudah sebar undangan ke semuanya,” kata Lulu.
Terkait dana Rp 100 juta yang hilang, berharap ada tindak lanjut, meski sejak awal tidak menuntut refund, tetapi menuntut proses pernikahan digelar.
“Itu kan tujuannya ke sini juga pengin minta hak kita juga sih,” ujar Fadil.
“Sebenarnya kita dari awal tuh nggak pengin minta hak kita untuk refund sih. Kita cuma minta hak kita untuk prosesnya berjalan dengan lancar,” tambah Lulu.
Kini mereka hanya berharap pernikahan mereka dan proses hukum berjalan dengan mulus.
“Bismillah kita mengharapkan yang terbaik, berjalan dengan lancar, semuanya dengan mulus, cepat-cepat ditindak,” kata Lulu.
Tirza dan FikriSituasi serupa dialami pasangan korban lainnya, Tirza dan Fikri mengalami hal yang sama. Mereka mengaku awalnya percaya karena branding dan pengalaman WO by Ayu Puspita di media sosial terlihat meyakinkan.
Namun belakangan mereka mendengar bahwa sejak pertengahan September, pelayanan WO tersebut mulai kacau.
“Kita kan, kita lihat-lihat dulu ya, kayak pengalaman mereka dan lain-lain, gitu kan ya. Di Instagram gimana branding-annya dia. Itu tuh kayaknya sih normal-normal semua. Kita juga banyak bocoran-bocoran karena kasus ini, jadi baru ketahuan mereka itu dari pertengahan bulan September itu udah mulai kacau katanya,” kata Fikri.
“Jadi yang awalnya teman-teman cerita itu, misalkan dekor lengkap, makeup lengkap, katering yang harusnya datang 600 jadi cuma 200, seperti itu,” lanjutnya.
Salah satu masalah yang paling memberatkan adalah hilangnya komunikasi dengan admin yang menangani acara mereka.
“Beberapa minggu terakhir ini memang sulit untuk melakukan komunikasi dengan admin yang bekerja bekerjasama dengan kita. Dan sampai detik ini pun admin yang bertanggung jawab untuk mengurus acara kami sudah tidak bisa dihubungi,” kata Tirza.
Mereka bahkan tak pernah berkomunikasi langsung dengan pemilik WO. “Iya kalau dari kami sendiri kita komunikasi dengan adminnya,” imbuh Tirza.
Kondisi makin memburuk ketika admin tersebut benar-benar menghilang.
“Sekarang masih ceklis satu sih, kita belum ada jawaban apa lagi sih. Dan waktu technical meeting pun mereka mendadak ganti planner. Jadi ganti wedding planner. Nah, itu kita juga nggak tahu alasannya kenapa, katanya adminnya mendadak resign dan itu emang mencurigakan sih,” kata Fikri.
“Wedding planner itu sebenarnya sama admin tuh sepertinya sama orangnya. Jadi udah tidak bisa dihubungi sama sekali sampai saat ini,” ujar Tirza menambahi.
Fikri menambahkan bahwa komunikasi benar-benar terputus setelah technical meeting.
“Jadi setelah technical meeting, malamnya kita masih chatting-chatting-an dengan admin atau wedding planner-nya, tapi setelah besoknya itu udah susah dihubungi. Entah itu ceklis satu atau kita telepon juga udah tidak bisa dihubungi,” ujarnya.
Ketika akhirnya memutuskan melapor polisi, Tirza mengatakan hal itu dilakukan setelah insiden katering tak datang pada salah satu pernikahan.
“Jadi waktu hari Minggu itu setelah pagi-pagi kan sudah ada berita yang katering tidak datang itu, kami mencoba untuk mencari tahu. Jadi kita dapat informasi, kita langsung bertemu dengan Ibu Ayu di kediaman mertuanya. Lalu setelah itu, ya kita mengikuti proses dan akhirnya berakhir di Polres Jakarta Utara. Seperti itu,” jelasnya.
Kini para korban sudah melapor ke polisi. Mereka menuntut mendapatkan haknya kembali.





