Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Geologi Kementerian ESDM memberikan penjelasan mengenai fenomena hilangnya aliran air Sungai Batang Lalo di Jorong Gantiang, Nagari Singgalang, Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Mengutip akun instagram resmi badan.geologi Rabu (10/12/2025), berdasarkan hasil klarifikasi dan pemeriksaan lapangan oleh Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat, lokasi kejadian berada pada koordinat 0 25'29.0"S 100 22'42,5"E. Fenomena ini diketahui telah berlangsung cukup lama.
Badan Geologi menjelaskan air sungai yang hilang muncul di bagian hilir (mengarah ke Lubuak Mato Kuciang). Hal ini menunjukkan adanya jalur sungai bawah tanah pada daerah tersebut meskipun tidak berkembang dengan baik.
"Berdasarkan video yang beredar menunjukkan pada aliran Batang Lalo terdapat singkapan batugamping yang berkontak langsung dengan aluvial," tulis Badan Geologi.
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Padang skala 1:250.000, wilayah tersebut termasuk dalam Formasi Batugamping Perem (Pl). Sementara pada peta yang lebih rinci dengan skala 1:50.000, kawasan itu masuk ke dalam Anggota Batugamping Formasi Kuantan (PCkl). Posisi batugamping berada tepat di bawah endapan aluvial.
Formasi Batugamping Perem sendiri terdiri dari batugamping pejal, berongga, warna putih hingga kelabu kemerahan, serta mengandung sisipan batubasak, filit, serpih, terkersikkan, dan kuarsit. Wilayah ini umumnya membentuk topografi kasar berpunggung tajam.
Batugamping pejal biasanya padat, keras, dan masif, namun pada beberapa tempat masih menunjukkan adanya rongga-rongga. Pada rongga ini lah bisa menjadi tempat masuknya air sungai (permukaan) ke dalam batugamping.
"Hilangnya air sungai itu akibat aliran Batang Lalo masuk ke dalam lubang/rongga batugamping dari formasi Batugamping Perem. Hal ini biasa terjadi pada daerah dengan sebaran batugamping," lanjut Badan Geologi.
Badan Geologi menegaskan hilangnya air sungai pada rongga batugamping ini bisa saja terjadi pada lokasi lain di sekitarnya. Karena itu, Badan Geologi mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir.
"Karena hal ini tidak akan memicu kejadian gerakan tanah pada wilayah tersebut. Pemerintah Daerah perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai kejadian ini," ujar Badan Geologi.
(pgr/pgr)



