EtIndonesia. Pertempuran di sekitar Krasnohorivka telah berlangsung hampir dua tahun penuh. Meski Rusia beberapa hari sebelumnya mengklaim telah merebut kota tersebut, situasi di lapangan ternyata tidak sesederhana itu.
Pada 6 Desember 2025, Angkatan Bersenjata Ukraina merilis video yang memperlihatkan prajurit Brigade Serbu Udara ke-25 mengibarkan bendera Ukraina di depan sebuah bangunan di kawasan utara Krasnohorivka.
Bangunan dalam video tersebut terlihat telah hancur total. Berdasarkan analisis OSINT, lokasi itu diyakini berada di utara jalan raya utama yang membelah Krasnohorivka. Sementara itu, sebagian besar wilayah selatan jalan raya sudah jatuh ke tangan Rusia sejak lama.
Perubahan Garis Depan Sepanjang 2025
Jika meninjau peta perubahan garis tempur dari Januari hingga Desember 2025, tampak bahwa Rusia melakukan gerak maju secara bertahap dari arah utara, barat, dan selatan kota. Tujuan akhir mereka jelas: mengepung pasukan Ukraina dari utara dan memutus jalur logistik utama.
Pada awal Desember, Kementerian Pertahanan Rusia merilis video lain yang menunjukkan pasukan mereka berpatroli di pusat kota dan mengibarkan bendera Rusia. Visual itu memastikan bahwa pusat, wilayah tengah, dan selatan Krasnohorivka sudah sepenuhnya diduduki Rusia.
Namun, rekaman yang sama juga mengungkapkan kenyataan pahit: kota kecil yang dahulu berpenduduk 100.000 jiwa itu kini rata dengan tanah akibat perang yang berkepanjangan.
Doktrin Baru Medan Tempur: Tank Berpagar Besi dan Ranting Pohon
Sebuah video garis depan menunjukkan prajurit Rusia memindahkan sepeda motor—alat mobilitas yang kini lazim digunakan pasukan infanteri Rusia. Di latar belakang, tank-tank Rusia melintas dengan bentuk yang aneh:
- Dilengkapi kandang besi raksasa (anti-drone cage)
- Dipasangi rangkaian ranting pohon untuk menyamarkan citra panas dan membingungkan drone Ukraina
Taktik ini mencerminkan bagaimana perang Ukraina selama tiga tahun terakhir telah mengubah bentuk perang modern. Bahkan tank tempur utama generasi baru pun kini tampil berbeda demi bertahan dari gelombang drone kamikaze.
Serangan Udara Rusia: 704 Target Udara Ditembakkan
Pada 6 Desember 2025, Rusia kembali melancarkan serangan udara terbesar dalam beberapa bulan terakhir. Ukraina melaporkan mendeteksi dan melacak:
- 51 rudal jelajah
- 17 rudal balistik
- 653 drone, termasuk lebih dari 300 drone Shahed
Angkatan Udara Ukraina merilis video intersepsi menggunakan F-16 dan Mirage, termasuk adegan dramatis pesawat tempur Ukraina menembak jatuh drone Shahed menggunakan senapan mesin di udara karena kecepatan drone yang terlalu rendah untuk dikunci misil.
Diplomasi Damai Amerika Serikat: Pertemuan Trump–Putin Jalan Buntu
Pada akhir November, Pemerintah AS mengajukan dokumen proposal perdamaian 28 poin untuk menghentikan perang. Sebagai tindak lanjut, pada awal Desember 2025, Jared Kushner dan Steve Witkoff utusan khususi AS, melakukan kunjungan langsung ke Moskow dan bertemu Presiden Vladimir Putin.
Hasilnya: tidak ada kesepakatan apa pun.
Trump menggambarkan pertemuan itu sebagai “baik”, tetapi meragukan adanya terobosan dalam waktu dekat. Sementara itu, penasihat Putin, Yuri Ushakov, menegaskan bahwa kedua pihak tidak dapat mencapai kompromi terkait isu wilayah—syarat yang menurut Moskow mutlak:
- Barat harus mengakui wilayah Ukraina yang diduduki sebagai bagian dari Rusia
- Ukraina harus mundur sepenuhnya dari wilayah Donetsk
Tuntutan ini jelas tidak dapat diterima Ukraina.
Mengapa Strategi Negosiasi Trump Dinilai Gagal?
Banyak pendukung Trump percaya bahwa dia ingin membawa perdamaian. Namun, strategi yang ditempuh justru dinilai kontraproduktif:
1. AS menekan pihak yang salah
Pada awal tahun, baik Rusia maupun Ukraina sama-sama belum siap menghentikan perang. Namun AS justru:
- Menghentikan pembagian intelijen
- Menunda bantuan militer
- Menekan Ukraina untuk mundur dari Kursk
Akibatnya, garis pertahanan Ukraina melemah di momen kritis.
2. Akar masalah bukan Ukraina — tetapi Rusia
Perang tidak berhenti karena Rusia tidak ingin berhenti. Putin menegaskan bahwa Donetsk akan direbut melalui cara militer. Selama ia masih merasa mendapat keuntungan di lapangan, ia tidak punya alasan untuk berhenti.
3. Amerika Serikat tidak menggunakan “kartu” yang mereka miliki
Tekanan AS terhadap Rusia sejauh ini hanya:
- Menambah dua perusahaan minyak ke daftar sanksi
- Menerapkan tarif sekunder terhadap India
Hanya itu—sangat minim untuk memengaruhi Kremlin.
4. Keseimbangan kekuatan tidak seimbang
Rusia memiliki:
- Jumlah pasukan lebih banyak
- Industri pertahanan lebih besar
- Ekonomi lebih kuat
Ukraina hanya menang secara moral: dia adalah korban agresi.
Ironi Narasi “Melindungi Warga Etnis Rusia”
Selama tiga tahun perang, ribuan warga etnis Rusia di Donetsk, Kherson, dan Kharkiv justru menjadi korban bombardir Rusia sendiri.
Jika Putin benar ingin melindungi mereka, mengapa kota-kota itu dihujani:
- rudal,
- bom, dan
- drone kamikaze?
Serangan terhadap perempuan, anak-anak, dan lansia jauh dari konsep “melindungi rakyat” dan tidak mencerminkan nilai-nilai yang diklaim kelompok pro-Kremlin di luar negeri.
“Ukraina Tidak Punya Kartu” — Lalu Tugas Mediator Adalah Apa?
Trump berulang kali menyatakan bahwa Ukraina tidak memiliki leverage dalam negosiasi.
Benar.
Namun karena itu pula, tugas Amerika adalah memberi Ukraina kartu, bukan justru:
- menghentikan intelijen,
- menahan bantuan,
- atau memaksanya mundur.
Perdamaian yang menekan pihak lemah bukanlah perdamaian yang adil.
Penilaian Akhir: Mengapa Perang Belum Bisa Berakhir
Trump sebelumnya berulang kali mengatakan bahwa dia dapat menghentikan perang “dengan cepat” jika menjabat. Namun hingga satu tahun masa kepresidenan (2025):
- Gencatan senjata belum tercapai
- Rusia tidak bergeser dari tuntutan wilayah
- Ukraina terpaksa bertahan dengan sumber daya yang menipis
Ini menunjukkan bahwa pemahaman Trump tentang perang jauh lebih sederhana dibandingkan realitas di lapangan.
Jika Amerika benar-benar ingin membawa perdamaian, syaratnya hanya satu:
Ukraina harus diperkuat, bukan dilemahkan.
Hanya ketika Putin yakin tidak bisa menang di medan tempur, ia akan berhenti.
Kesimpulan
Perang Ukraina—khususnya Pertempuran Krasnohorivka—mencerminkan kompleksitas konflik modern:
- perang drone,
- tank berlapis kandang besi,
- negosiasi yang buntu,
- dan perebutan narasi global.
Selama Rusia masih mengejar keuntungan militer dan Amerika Serikat tidak menekan pihak yang tepat, perdamaian akan tetap menjauh.




