JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah Provinsi Jakarta akan menggelar lomba bagi pusat perbelanjaan untuk memberikan diskon terbesar menjelang Natal dan Tahun Baru 2026. Semakin besar diskon yang diberikan, semakin kecil pajak yang harus dibayar pengelola mal.
Gubernur Jakarta, Pramono Anung, menyebut pusat perbelanjaan yang menawarkan potongan harga paling besar akan mendapatkan insentif berupa keringanan pajak. Langkah ini merupakan strategi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta untuk menekan inflasi, sekaligus mendorong aktivitas belanja masyarakat pada akhir tahun.
”Untuk menghadapi Natal dan Tahun Baru sebentar lagi, saya melombakan semua pusat perbelanjaan untuk memberikan diskon sebesar-besarnya,” kata Pramono, Rabu (10/12/2025).
Ia meyakini diskon besar akan meningkatkan jumlah pengunjung mal dan membantu menahan tekanan inflasi. Pemprov Jakarta menargetkan inflasi Jakarta dapat berada di kisaran 2,5-2,7 persen. Adapun pada Oktober 2025, inflasi Jakarta secara tahunan tercatat 2,69 persen.
Tidak hanya sektor ritel modern, Pramono juga memperluas konsep lomba ke pasar tradisional. Fokusnya. percepatan digitalisasi pembayaran untuk mendorong Jakarta menuju status kota global.
Setiap pasar diharuskan meningkatkan penggunaan transaksi digital, terutama melalui QRIS. Untuk memastikan penilaian yang objektif, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ditunjuk sebagai juri.
Pramono menjelaskan, pendekatan berbasis insentif dan kompetisi telah terbukti efektif. Pada sektor pelayanan publik, penerapan konsep lomba membuat tingkat transaksi digital di Jakarta melonjak hingga 47 persen.
”Siapa pesertanya? Bank-bank besar yang ada di Indonesia, seperti BCA, Bank Jakarta, dan sebagainya. Apa yang terjadi? Ketika lomba itu kami adakan, digitalisasi di Jakarta naik 47 persen,” ujar Pramono.
Selain itu, Pramono juga mengingatkan jajarannya untuk menjaga stabilitas mobilitas warga. Ia memprediksi bakal ada peningkatan kunjungan wisatawan ke Jakarta pada periode libur panjang Natal dan Tahun Baru.
Menurut Pramono, tren wisatawan yang datang ke Jakarta terus meningkat. Termasuk wisatawan asing yang menghabiskan waktu di Jakarta sebelum melanjutkan perjalanan singkat ke kota lain.
”Banyak wisatawan asing menginap satu-dua hari di Jakarta, makan atau belanja di Thamrin City, lalu melanjutkan perjalanan naik Whoosh ke Bandung sebelum kembali lagi ke Jakarta dan pulang ke negara asal,” ujar Pramono.
Terkait malam Tahun Baru 2026, Pramono menyampaikan, perayaan akan kembali dipusatkan di sejumlah lokasi, termasuk Bundaran HI dan Monas, Jakarta Pusat.
Penyelenggaraan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 tahun ini ingin dibuat lebih semarak. Oleh karena itu, Pramono mendorong panitia dan masyarakat untuk mulai meramaikan rangkaian kegiatan lebih awal.
Pramono juga telah memberi izin kepada sejumlah pusat keramaian untuk bersolek dan memasang dekorasi khas Natal dan Tahun Baru.
Warga Jakarta Pusat, Viandra (25), menyambut baik rencana pemberian diskon besar menjelang Natal dan Tahun Baru 2026. Ia menilai kebijakan itu dapat membantu masyarakat yang biasanya menghadapi lonjakan kebutuhan pada akhir tahun.
”Kalau diskonnya benar-benar besar, pasti membantu banget. Akhir tahun kan biasanya banyak pengeluaran,” ujar Viandra.
Menurut Viandra, kebijakan ini berpotensi meningkatkan kunjungan ke pusat perbelanjaan. Namun, ia berharap diskon yang diberikan tidak bersifat semu.
Ia menilai promo diskon yang terlihat besar di iklan sering kali tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan. Misalnya, hanya berlaku untuk sedikit produk, harga dinaikkan terlebih dahulu sebelum diberi potongan, atau aturan promo dibuat rumit sehingga membingungkan pembeli.
”Yang penting jangan ada trik harga dinaikin dulu baru diturunin,” tuturnya.
Viandra juga mengingatkan kenyamanan dan keamanan pengunjung perlu diperhatikan karena mal diperkirakan akan jauh lebih padat pada akhir tahun jika promo berlangsung serentak.
Ia menilai diskon besar juga bisa menjadi daya tarik wisata belanja, terutama bagi warga Bodetabek atau wisatawan yang datang ke Jakarta saat libur panjang. ”Kemacetan di jalan juga harus diatasi,” katanya.
Selain diskon, Viandra berharap pusat perbelanjaan turut menghadirkan dekorasi dan kegiatan tematik agar suasana perayaan Natal dan Tahun Baru semakin terasa bagi pengunjung.
Warga Jakarta Timur, Sofia (33), juga menilai kebijakan lomba diskon dan insentif pajak bagi pusat perbelanjaan merupakan langkah yang cukup menarik. Menurutnya, kebijakan ini bisa memberi dorongan bagi mal untuk benar-benar menghadirkan promo yang terasa manfaatnya bagi masyarakat.
Sofia berharap, kebijakan ini turut mendorong pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang berada di dalam mal. Ia menilai banyak UMKM yang akan terbantu jika jumlah pengunjung bertambah dan transaksi meningkat.
”Jangan cuma brand besar yang diuntungkan. UMKM di dalam mal juga harus dapat efeknya,” ujarnya.



/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2025%2F12%2F01%2F2aa27ec088dd5dc0b464189caf6f7289-20251201BAH3.jpg)
