Sejumlah 22 orang meninggal dunia akibat kebakaran yang melanda gedung kantor Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa (9/12) kemarin.
Karo Dokpol Pusdokkes Polri, Brigjen Nyoman Eddy Purnama Wirawan, menjelaskan bahwa tewasnya para korban disebabkan gas karbon monoksida yang mereka hirup.
“Untuk penyebab kematian berdasarkan dari pemeriksaan staf dan para personel spesialis forensik kami itu mengarah kepada terhirupnya asap dan kemudian gas CO… karbon monoksida, mohon diulangi, karbon monoksida,” kata Eddy saat jumpa pers di RS Polri, Jakarta Timur, pada Rabu (10/12).
“Itu dari hasil pemeriksaan. Ada juga pemeriksaan lab sederhana yang menunjukkan mengarah ke situ,” tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa karbon monoksida berasal dari kepulan asap yang muncul dari api yang berkobar.
“Jadi gas ini bisa jadi karena pembakaran dalam berbagai kejadian kebakaran itu memang membuktikan bahwa dalam kondisi ini,” ucap Nyoman.
“Maka lebih banyak gas karbon monoksida yang akan berperan. Itu dibuktikan dari tanda lebam mayat namanya. Kemudian sebagaimana yang saya sampaikan tadi juga ada pemeriksaan laboratorium sederhana melalui darahnya tadi juga terbukti bahwa itu tinggi kandungan karbon monoksida,” tambahnya.
Ia menyebut, karbon monoksida sangat beracun. Efeknya begitu kuat karena kurangnya oksigen di dalam ruangan.
“Dan gas ini sangat-sangat beracun karena dia berkompetisi dengan oksigen. Mestinya kita menghirup oksigen, tapi dia kemudian masuk, sementara oksigennya tidak ada. Jadi tentu ini akan beracun dan kemudian seseorang itu mengalami kematian karena keracunan gas itu,” tandasnya.
