Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) ditutup jeblok pada Rabu (10/12/2025) setelah beredarnya kabar masuknya perusahaan milik Hashim Djojohadikusumo, Arsari Group sebagai pemegang saham perseroan. Meski begitu, saham COIN sudah terbang lebih dari 3.000% sepanjang 2025.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham COIN merosot 520 poin atau anjlok 11,28% pada perdagangan hari ini ke level Rp4.090 per saham. Sepanjang perdagangan, COIN bergerak di rentang Rp3.960-Rp4.800 per saham.
Meski jeblok pada hari ini, saham emiten ekosistem bursa kripto itu masih menguat 23,19% dalam sebulan atau terbang 2.929,63% sepanjang 6 bulan terakhir. Dari harga IPO Rp100 per saham saat listing di BEI pada 9 Juli 2025, saham COIN sudah meroket 3.990%.
Seperti diberitakan Bisnis, Arsari Group masuk ke COIN melalui entitas investasinya yakni, PT Arsari Nusa Investama. Wakil Direktur Utama dan Direktur Operasional Arsari Group, Aryo P.S. Djojohadikusumo menjelaskan keputusan investasi Arsari di COIN merupakan bentuk dukungan nyata terhadap transformasi digital Indonesia.
Terlebih, Arsari memiliki visi yang sejalan dengan COIN beserta entitas anaknya, PT Central Finansial X (CFX) dan PT Kustodian Koin Indonesia (ICC).
“Kami melihat COIN memiliki fondasi kuat serta ekosistem yang lengkap dan paling siap untuk menjadi katalis dalam membangun dan mengembangkan industri aset digital nasional, termasuk aset kripto dengan mengedepankan tata kelola yang baik,” kata Aryo dalam keterangan tertulis pada Rabu (10/12/2025).
Menurut Aryo, ekosistem aset digital di Indonesia telah lengkap. Ditambah, ada dukungan regulasi yang semakin matang melalui pengawasan aset digital oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Indonesia juga memiliki peluang besar untuk menjadi pusat inovasi aset digital serta pusat perdagangan aset digital di Asia Tenggara.
Indonesia juga menempati posisi strategis sebagai salah satu pasar aset kripto terbesar di dunia. Mengacu data OJK hingga akhir Oktober 2025, jumlah pengguna aset kripto telah mencapai lebih dari 18 juta konsumen. Sementara itu, total nilai transaksi kripto di Indonesia telah menembus Rp409,56 triliun.
Direktur Utama Indokripto Koin Semesta Ade Wahyu menjelaskan kehadiran Arsari Group memberikan nilai tambah yang signifikan bagi COIN, terutama dalam memperkuat tata kelola yang baik untuk korporasi skala besar.
“Selain itu, masuknya Arsari Group juga meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada industri aset digital secara umum, serta khususnya kepada COIN,” kata Ade.
COIN sendiri merupakan emiten baru yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juli 2025. Mengacu laporan komposisi pemegang saham per 30 November 2025, pemegang saham pengendali di COIN dengan kepemilikan terbesar adalah PT Megah Perkasa yakni 3,52 miliar saham atau 23,99%. Kemudian, PT Bahana Nusantara sebesar 2,93 miliar saham atau 19,93%.
Pengendali lain Budi Mardiono yang menguasai 1,16 miliar saham (7,93%) dan PT Teknologi Anak Nusantara dengan kepemilikan 750 juta saham (5,1%).
Sementara itu, penerima manfaat akhir perusahaan adalah Andrew Hidayat, Jeth Soetoyo, Budi Mardiono, dan Aaron Ang Nio.
Dari sisi kinerja keuangannya, COIN telah mampu meraup laba bersih sebesar Rp41,08 miliar per kuartal III/2025, berbalik dari kondisi rugi pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp6,85 miliar.
Catatan profitabilitas kinclong COIN itu diraih seiring dengan pendapatan yang melonjak 19 kali lipat atau 1.987,22% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp204,63 miliar per kuartal III/2025, dibandingkan Rp9,8 miliar per kuartal III/2024.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.



/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2025%2F10%2F03%2F5e85d81aa8f33176ee2566784e8ef75d-AP25275807377974.jpg)

