FAJAR, JAKARTA — Alasan Persebaya Surabaya mulai mendekati mantan pelatih Johor Darul Ta’zim (JDT) akhirnya terkuak. Ketiadaan pelatih kepala setelah pemecatan Eduardo Perez memaksa manajemen bergerak cepat sebelum tenggat registrasi I.League menutup ruang manuver mereka.
Hingga pekan ke-14, Persebaya masih tertahan di posisi sembilan dengan 18 poin di bawah asuhan pelatih interim Uston Nawawi. Situasi stagnan ini membuat kebutuhan akan sosok pelatih berpengalaman kian mendesak menjelang putaran kedua Super League 2025/2026.
Regulasi I.League memperketat langkah klub: perubahan pelatih kepala harus dilaporkan maksimal tiga hari setelah kontrak diakhiri, dan pendaftaran pelatih baru wajib dilakukan dalam 30 hari sejak pemberitahuan. Artinya, Persebaya hanya punya waktu hingga 25 Desember 2025 untuk menentukan nakhoda baru.
Memburu Pelatih dengan Rekam Jejak Elite
Dalam kondisi genting ini, manajemen tidak punya pilihan selain mencari sosok yang sudah siap bekerja dan memiliki pengalaman di level kompetitif Asia Tenggara. Informasi yang dihimpun JawaPos.com pada Selasa, 9 Desember 2025 menyebutkan bahwa Persebaya mulai menjalin komunikasi dengan mantan pelatih JDT.
Langkah ini menunjukkan ambisi besar klub. JDT sendiri dikenal sebagai kekuatan terbesar di Liga Malaysia dan dominator Asia Tenggara selama lebih dari satu dekade sejak transformasi besar pada 2013. Di bawah kepemimpinan HRH Tunku Mahkota Ismail, JDT membangun standar baru—stadion megah, fasilitas elite, dan sebelas gelar Malaysia Super League beruntun.
Pelatih jebolan JDT dipandang memiliki keunggulan: terbiasa bekerja dalam ekosistem profesional, mengelola pemain berkualitas tinggi, dan memahami tata kelola modern. Persebaya menilai ini sebagai modal penting untuk mengangkat level permainan mereka.
Meniru Formula Sukses Persib
Strategi Persebaya ini juga mencerminkan langkah yang sebelumnya ditempuh Persib Bandung. Klub berjuluk Maung Bandung itu mencapai kejayaan back to back bersama Bojan Hodak—pelatih berlisensi UEFA Pro yang pernah menangani JDT pada 2014–2015.
Hodak dikenal dengan formasi favorit 4-3-3 defending serta tingkat efektivitas tinggi, termasuk rata-rata 1,80 poin per pertandingan semasa melatih JDT. Filosofinya yang rapi, kompak, dan efisien dinilai cocok untuk tim bertekanan tinggi seperti Persebaya.
Manajemen Green Force berharap dapat mengulang formula tersebut dengan merekrut pelatih yang memahami kultur JDT. Pengalaman mengelola tim berstandar elite dianggap bisa menular dalam bentuk disiplin, struktur permainan yang kuat, hingga percepatan pengembangan pemain muda—aset terbesar Persebaya selama ini.
Ekspektasi Suporter dan Tantangan Putaran Kedua
Tuntutan besar dari suporter juga menjadi faktor penting. Persebaya membutuhkan pelatih berkarakter kuat, terbiasa menghadapi tekanan, dan memiliki visi jangka panjang untuk membangun pondasi permainan yang lebih stabil.
Situasi klasemen yang belum ideal membuat manajemen tidak boleh salah pilih. Putaran kedua akan menjadi momentum vital untuk memperbaiki posisi dan menjaga peluang bersaing di papan atas.
Dalam jadwal Desember 2025, Persebaya menjamu Borneo FC pada 20 Desember dan Persijap Jepara pada 28 Desember. Idealnya, pelatih baru sudah bergabung sebelum laga kontra Persijap agar proses adaptasi berjalan lancar.
Menunggu Keputusan Final
Kedekatan Persebaya dengan mantan pelatih JDT memperlihatkan keseriusan manajemen. Pengalaman elite dan rekam jejak prestisius menjadi alasan utama mengapa opsi ini sangat dipertimbangkan.
Dengan waktu yang semakin sempit, keputusan final harus diambil dalam beberapa pekan ke depan. Jika negosiasi berjalan mulus, pelatih baru akan memimpin Persebaya sebelum laga melawan Persijap Jepara.
Pergerakan ini menunjukkan komitmen Persebaya Surabaya untuk tidak setengah-setengah menghadapi putaran kedua—sebuah pertaruhan besar demi mengejar ketertinggalan dan memastikan tim tampil lebih stabil serta memiliki identitas permainan yang jelas.
Kini semua mata menanti langkah manajemen berikutnya. Jika benar menunjuk mantan pelatih JDT, Persebaya mengirim pesan tegas: mereka siap bersaing lebih agresif di Super League 2025/2026



:strip_icc()/kly-media-production/medias/5440976/original/068057800_1765448823-Vietnam_vs_Malaysia.jpg)

