Silent Epidemic Kesehatan Intim: Ibu Mengalami Penurunan Libido Usai Melahirkan

kumparan.com
1 hari lalu
Cover Berita

Moms, setelah melahirkan, banyak ibu menghadapi perubahan besar pada tubuh dan kehidupannya sehari-hari. Namun ada satu perubahan yang jarang dibicarakan secara terbuka, yaitu penurunan fungsi seksual. Fenomena ini tidak hanya dialami satu dua orang, melainkan dialami oleh sebagian besar ibu.

Menurut Dokter Spesialis Bedah Urologi dan Praktisi Kesehatan Seksual, dr. Dimas Tri Prasetyo, SpU, MRes, peneliti menunjukkan bahwa 40% perempuan setelah melahirkan akan mengalami penurunan fungsi seksual, termasuk gangguan hasrat, rasa tidak nyaman, hingga perubahan respons tubuh.

Tapi banyak ibu tidak menyadari bahwa kondisi ini sangat umum terjadi. Perlu diingat, hal ini juga terjadi bukan karena ada yang salah dengan diri mereka. Juga bukan hanya dipengaruhi bentuk tubuh atau kenaikan berat badan.

“Setelah melahirkan, struktur di area itu berubah total. Jadi tidak akan seperti sebelum melahirkan.” ungkap dr. Dimas Tri Prasetyo, SpU, Mres, kepada wartawan, pada acara opening Elysium Clinic, Selasa (9/12).

Apa yang Berubah dari Fisik Ibu Setelah Melahirkan?

Perubahan anatomi ini membuat sebagian ibu membutuhkan waktu lebih lama untuk kembali merasa nyaman dan siap secara seksual.

“Yang pernah melahirkan pasti sudah merasakan sehingga memang itu bisa menyebabkan penurunan libido,” ucap dr. Dimas.

Banyak perempuan tidak menyadari bahwa penurunan gairah adalah sinyal tubuh sedang memulihkan diri, bukan kegagalan menjadi pasangan.

“Banyak pasien-pasien saya yang sudah melahirkan kemudian jadi jarang berhubungan kembali dengan suaminya,” ujarnya.

Hal ini bukan karena tidak sayang, tetapi tubuh ibu belum sepenuhnya pulih dan fokus mereka tersita pada perawatan bayi.

Namun, dampaknya bukan hanya dirasakan ibu. Kondisi ini juga memengaruhi dinamika hubungan. Akibatnya sebagian suami jadi lebih stres karena banyaknya keterbatasan dalam berhubungan seks.

“Yang seharusnya bisa (berhubungan seks) saat satu bulan sekali tapi harus menunggu anaknya tidur, di kasur yang sama, enggak boleh kencang-kencang, nggak boleh heboh-heboh, nanti kalau enggak, anaknya bangun,” kata dr. Dimas.

Sehingga selain perubahan hormon, tidur satu kamar dengan anak juga membawa pengaruh besar, Moms. Jadi, bukan semata-mata karena frekuensi hubungan menurun, tetapi juga karena situasi yang tidak mendukung.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
MKMK Nyatakan Hakim MK Arsul Sani Tak Langgar Etik: Ijazahnya Asli
• 14 jam lalukumparan.com
thumb
Kanker Serviks Renggut Dua Perempuan per Jam, BPOM dan Korpri Kolaborasi Gerakan Satu Juta Vaksinasi HPV
• 2 jam laluharianfajar
thumb
Polisi Usut Kejadian Mobil MBG Tabrak Siswa dan Guru SDN 01 Kalibaru
• 23 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Suporter Real Madrid Mulai Gerah! Xabi Alonso Mulai Tak Peduli Bila Dipecat?
• 7 jam lalutvonenews.com
thumb
Prediksi Skor Celtic vs AS Roma: Head to Head, Susunan Pemain
• 20 jam lalubisnis.com
Berhasil disimpan.