Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat melonjak pada perdagangan Rabu (10/12). Kenaikan terjadi setelah bank sentral AS Federal Reserve atau The Fed kembali menurunkan suku bunga acuan.
Indeks Dow Jones Industrial Average, yang berisi 30 saham unggulan, melonjak 497,46 poin atau 1,1% ke level 48.057,75. S&P 500 naik 0,7% menjadi 6.886,68, setelah sempat menembus rekor penutupan sebelumnya di 6.890,89. Sementara itu, indeks Nasdaq Composite menguat 0,3% menjadi 23.654,16.
The Fed memangkas suku bunga acuan 0,25% atau 25 basis poin (bps) pada pertemuan 9 – 10 Desember. Pemangkasan ini merupakan yang ketiga secara beruntun, sehingga suku bunga The Fed kini berada di kisaran 3,5% – 3,75%.
Meski The Fed hanya memproyeksikan satu kali pemotongan suku bunga pada 2026, para pelaku pasar memperkirakan dua kali. Data CME FedWatch menunjukkan kontrak berjangka suku bunga federal kini memperhitungkan peluang lebih dari 77% bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga dua kali lagi pada tahun depan.
Ekonom senior Interactive Brokers, José Torres menilai minimnya ruang pemotongan suku bunga dapat dipandang negatif oleh pelaku pasar. Namun rencana The Fed untuk kembali memperbesar neraca, meski itu secara bertahap, dinilai cukup untuk menutupi kekhawatiran itu.
Ia menyebut langkah itu menjadi sinyal positif yang mampu mengimbangi ekspektasi pemangkasan yang lebih terbatas. Selain itu, proyeksi dot plot terbaru menunjukkan perkiraan pertumbuhan ekonomi lebih solid dan ekspektasi tekanan inflasi yang cenderung lebih stabil.
“Dan ekspektasi tenaga kerja yang netral, perkembangan yang juga mendukung reaksi bullish di pasar saham dan imbal hasil,” ujar Torres dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (11/12).
Pada 29 Oktober, sehari setelah S&P 500 mencetak rekor sebelumnya, The Fed kembali memangkas suku bunga. Namun pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang belum memastikan pemangkasan lanjutan pada Desember justru menekan pergerakan saham.
Sentimen negatif itu berlanjut hampir sepanjang November sebelum sejumlah pejabat The Fed membuka peluang pemotongan pada Desember. Lalu kini indeks acuan berhasil kembali ke level rekornya.
“Keputusan suku bunga terakhir pada 2025 pada dasarnya membuka jalan bagi terjadinya Santa Claus rally. S&P 500 bahkan berpotensi menembus level 7.000 dalam beberapa pekan ke depan,” ujar José Torres.



