Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak dunia menguat setelah Amerika Serikat (AS) menyita kapal tanker di lepas pantai Venezuela, memicu kekhawatiran gangguan pasokan global.
Melansir Reuters pada Kamis (11/12/2025), harga minyak jenis Brent naik 27 sen atau 0,4% di level US$62,21 per barel. Sementara itu, minyak mentah Amerika Serikat West Texas Intermediate (WTI) menguat 21 sen atau 0,4% ke posisi US$58,46 per barel.
Kedua kontrak minyak acuan tersebut sempat memperpanjang penguatan hingga sekitar 1% dibanding penutupan sebelumnya.
Dua pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah AS telah menyita sebuah kapal tanker minyak di wilayah lepas pantai Venezuela. Namun, identitas kapal tersebut tidak diungkapkan dan lokasi pasti penyitaan yang dipimpin oleh Penjaga Pantai AS juga tidak disebutkan secara rinci.
Analis minyak Onyx Capital Group, Ed Hayden-Briffett, menilai harga minyak berpotensi bereaksi lebih tajam apabila aksi penyitaan ini diikuti langkah serupa terhadap kapal lain.
“Dampaknya terhadap harga berpotensi lebih besar jika penyitaan ini menjadi bagian dari rangkaian tindakan lanjutan,” ujarnya.
Baca Juga
- Harga Emas Naik usai The Fed Turunkan Suku Bunga, Harga Perak Cetak Rekor Lagi
- Relasi dengan China dan Rusia jadi Batu Sandungan Negosiasi Dagang RI-AS
Pendiri buletin Commodity Context, Rory Johnston, menyebut penyitaan kapal tanker tersebut semakin memperbesar kekhawatiran pasar terhadap pasokan jangka pendek, di tengah kekhawatiran yang sudah ada terkait pergerakan pasokan dari Venezuela, Iran, dan Rusia.
Di sisi lain, seorang pejabat Ukraina pada hari yang sama mengungkapkan bahwa drone laut negaranya telah menyerang dan melumpuhkan sebuah kapal tanker yang terlibat dalam perdagangan minyak Rusia. Serangan tersebut menjadi yang ketiga dalam dua pekan terakhir.
Selain faktor geopolitik, pasar juga merespons keputusan Federal Reserve (The Fed) yang secara tidak bulat memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, sesuai ekspektasi. Kebijakan pelonggaran moneter tersebut dinilai dapat menopang permintaan minyak melalui dorongan pertumbuhan ekonomi.
Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan belum dapat memastikan peluang pemangkasan lanjutan dalam waktu dekat, tetapi menegaskan bank sentral AS berada pada posisi yang siap merespons perkembangan ekonomi ke depan.
Sebelumnya, harga minyak sempat tertekan hampir 1% pada awal perdagangan Rabu (10/11/2025) setelah data pemerintah AS menunjukkan persediaan minyak mentah turun sebesar 1,8 juta barel pada pekan yang berakhir 5 Desember 2025.
Penurunan tersebut lebih kecil dibanding perkiraan analis yang sebelumnya memproyeksikan penurunan stok mencapai 2,3 juta barel dalam jajak pendapat Reuters.

:strip_icc()/kly-media-production/medias/5442848/original/036541400_1765603402-BPJS_Kesehatan.jpg)



