FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Salah satu tokoh Nahdhatul Ulama, Umar Hasibuan menyorot tajam keputusan yang diambil oleh Menteri Agama (Menag) Nasruddin Umar.
Dalam keputusannya, Menag Nasaruddin Umar akan menggelar perayaan Natal bersama tahun ini.
Ia menyebut menyebut bahwa perayaan Natal bersama ini perdana digelar Kemenag sejak Indonesia merdeka.
“Kementerian Agama, Bapak Ibu sekalian, besok ini, insyaallah kita pun juga akan melaksanakan Natal bersama. Pertama semenjak Republik Indonesia merdeka, di Kementerian Agama Republik Indonesia ini, ada Kementerian Agama merayakan Natal bersama,” kata Nasaruddin.
Merespon hal ini, lewat cuitan di akun media sosial X pribadinya, Umar Hasibuan menyampaikan sorotannya.
Ia menyindir keputusan yang di ambil Nasruddin dengan menyebut sebagai Menag yang paling toleran.
Dengan catatan, perayaan natal ini dilakukan tanpa ada paksaan ke para pegawai Kemenag.
“Pak menag yang paling toleran seindonesia,” tulisnya dikutip Kamis (11/12/2025).
“Kalau anda mau bikin dan ikut rayakan natal bersama silahkan,” sebutnya.
“Tapi janganlah anda paksa pegawai kemenag yang muslim untuk hadir di perayaan natal bersama yang anda bikin,” tambahnya.
Umar Hasibuan juga flasback dengan langkah yang sebelumy diambil oleh Buya Hamka yang saat itu memutuskan mundur dari Ketua MUI.
“Lu tahu gak kenapa Buya Hamka mundur dari Ketua MUI? Mustinya you malu sama Buya Hamka,” terangnya.
Diketahui, Buya Hamka mundur dari Ketua MUI pada Mei 1981 setelah MUI mengeluarkan fatwa haram bagi Muslim mengikuti perayaan Natal bersama, yang menimbulkan kontroversi karena dianggap bertentangan dengan kebijakan pemerintah tentang keharmonisan antaragama dan karena ada kesalahpahaman bahwa Hamka melarang ucapan “Selamat Natal”.
Ironisnya, fatwa tersebut sebenarnya melarang perayaan bersama, bukan ucapan selamat, namun karena desakan dan kesalahpahaman yang berlarut-larut, Hamka memilih mundur untuk bertanggung jawab atas beredarnya fatwa tersebut, sambil menegaskan ia tidak melarang umat Islam mengucapkan “Selamat Natal” atau menghormati tetangga Kristennya.
(Erfyansyah/fajar)




