ICAO Setujui Limbah Sawit Jadi Bahan Bakar Pesawat, Indonesia Siap Masuk Pasar SAF Global

pantau.com
19 jam lalu
Cover Berita

Pantau - Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) secara resmi menyetujui limbah cair sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) sebagai bahan baku pembuatan Sustainable Aviation Fuel (SAF), membuka peluang besar bagi Indonesia di pasar bahan bakar pesawat ramah lingkungan.

ICAO Akui POME sebagai Bahan Baku Sah SAF

Pengakuan ini merupakan hasil dari upaya Kementerian Perhubungan RI (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang sejak Januari 2025 mengajukan proposal nilai default Life Cycle Assessment (LCA) untuk POME kepada ICAO.

Palm Oil Mill Effluent (POME) adalah limbah cair yang berasal dari proses pembuatan minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO), dan telah diakui sebagai residu dalam daftar positive list ICAO.

Nilai emisi dari POME ditetapkan sebesar 18,1 gram CO₂ per megajoule, dan dikategorikan dalam proses konversi HEFA (Hydroprocessed Esters and Fatty Acids) dalam dokumen resmi ICAO.

ICAO Council memberikan persetujuan final pada akhir November 2025 setelah proposal Indonesia diuji secara teknis oleh ahli dari University of Hasselt, Belgia, dan European Commission.

Peluang Besar bagi Indonesia Jadi Pemain SAF Kawasan

Dirjen Perhubungan Udara, Lukman F Laisa, menyebut pengakuan ini sebagai momentum penting bagi Indonesia untuk memperkuat posisi di industri penerbangan berkelanjutan.

Ia juga mengapresiasi peran Kementerian Luar Negeri yang mendukung proses pengajuan hingga disetujui di forum internasional.

Penggunaan POME sebagai bahan baku SAF disebut mampu menghemat emisi hingga 8% dibandingkan bahan bakar fosil, sekaligus membuka jalan bagi Indonesia untuk menjadi produsen utama SAF di kawasan.

Ke depan, Indonesia perlu memastikan ketersediaan bahan baku POME dalam jumlah yang cukup dan traceable, agar dapat memenuhi standar global dalam produksi SAF.

Tindak lanjut strategis lainnya mencakup kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah, BUMN, swasta, asosiasi, hingga pelaku industri penerbangan, untuk mengembangkan kebijakan, investasi, dan fasilitas pendukung.

Langkah ini menjadi bagian dari visi jangka panjang Indonesia dalam membangun ekosistem aviasi berkelanjutan dan mendukung target dekarbonisasi sektor penerbangan global.


 


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
TNI AU Kerahkan 2 Pesawat Angkut Hercules Antar Logistik ke Wilayah Bencana di Sumatera
• 17 jam lalukompas.tv
thumb
Kesaksian Siswa SDN 01 Kalibaru Saat Lihat Mobil MBG Tabrak Teman-Temannya: Sopirnya Kayak Mau Kabur
• 14 jam lalutvonenews.com
thumb
KontraS Soroti Kemunduran HAM 2025 dan Kritik Gelar Soeharto
• 19 jam laluidntimes.com
thumb
Polisi Pastikan Video Seks di Ponsel Aktris Panas Bonnie Blue Bukan Digarap di Bali
• 15 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Momen Bupati Lampung Tengah Goda Jurnalis yang Tanya Kasus: Kamu Cantik Hari Ini
• 13 jam lalusuara.com
Berhasil disimpan.