FAJAR, MAKASSAR – Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya yang ditangkap KPK pada Rabu (10/12/2025), baru 10 bulan menjalankan roda pemerintahan di daerahnya.
Ardito Wijaya ditangkap bersama empat orang lainnya. Mereka diduga terlibat dalam kasus suap terkait proyek di dalam RAPBD Lampung Tengah.
Ardito Wijaya lahir di Bandar Jaya, Lampung Tengah, pada 23 Januari 1980.
Ayahnya, Ahmad Pairin, adalah Bupati Lampung Tengah periode 2010-2015 dan kemudian menjadi Wali Kota Metro 2016-2021.
Sebelum terjun ke dunia politik, Ardito Wijaya adalah seorang dokter.
Ardito lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti (2008) dan melanjutkan pendidikan master kesehatan di program pascasarjana di Universitas Mitra Indonesia.
Ketika ayahnya menjabat sebagai Bupati Lampung Tengah, Ardito Wijaya bekerja sebagai dokter di Puskesmas Seputih Surabaya (2010–2011) dan Puskesmas Rumbia (2011–2012).
Ardito Wijaya kemudian mendapat jabatan di birokrasi sebagai Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular (Kabid P2PL) di Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah (2014-2016).
Saat ayahnya menjabat Wali Kota Metro, Ardito Wijaya mulai terjun ke politik dengan mengikuti Pilkada Lampung Tengah 2020. Ia menjadi calon wakil bupati, berpasangan dengan calon bupati Musa Ahmad.
Pasangan Musa Ahmad-Ardito Wijaya berhasil memenangi pilkada dan dilantik untuk masa jabatan 2021–2025.
Musa Ahmad adalah Ketua DPD II Partai Golkar Lampung Tengah sedangkan Ardito Wijaya Ketua DPC PKB Lampung Tengah.
Pada Pilkada 2024, pasangan ini pecah kongsi. Musa Ahmad maju pilkada dengan menggandeng Ahsan. Ironisnya, PKB yang merupakan partai Ardito Wijaya, justru mengusung Musa Ahmad.
Di saat-saat terakhir, Ardito Wijaya menemukan jalan untuk maju pilkada lewat perahu PDIP. Untuk itu, ia harus menggandeng kader PDIP I Komang Koheri.
Setelah terpilih, belum lama ini Ardito Wijaya berpindah partai. Bukan bergabung dengan PDIP, melainkan masuk ke Partai Golkar.
Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia dan Sekjen Sarmuji membenarkan Ardito Wijaya sudah menjadi kader Golkar. “Baru, belum lama bergabung dengan Golkar,” katanya.
Riwayat Pendidikan
– SD Kristen 3 Bandar Jaya (1986–1992)
– SMP Negeri 10 Bandar Jaya (1992-1995)
– SMA Negeri 1 Terbanggi Besar (1995-1998)
– Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti (2008)
– Pascasarjana di Universitas Mitra Indonesia (2024)
Kekayaan Ardito Wijaya
Dalam laporan e-LHKPN tahun 2025 yang diumumkan pada 10 April 2025, Ardito Wijaya melaporkan total kekayaan sebesar Rp12.857.356.389.
A. Tanah dan Bangunan (Rp12.035.000.000)
– 4.581 m² di Lampung Tengah – Rp2.000.000.000
– 2.500 m² di Lampung Tengah – Rp250.000.000
– 340 m² di Lampung Tengah – Rp2.285.000.000
– 250 m² di Lampung Tengah – Rp2.500.000.000
– 4.661 m² di Lampung Tengah – Rp5.000.000.000
B. Alat Transportasi dan Mesin (Rp705.000.000)
– Toyota Fortuner 2.4 VRZ A/T (2017) – Rp357.000.000
– Honda CR-V 1.5 TC Prestige (2018) – Rp345.000.000
– Sepeda motor Suzuki UY 125 S (2011) – Rp3.000.000
C. Kas dan Setara Kas
– Rp117.356.389
Tidak terdapat utang, surat berharga, maupun harta bergerak lainnya dalam laporan tersebut.



