JAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menilai banjir yang di wilayah Bandung Raya terjadi karena alih fungsi lahan. Menurut Dedi, saat ini di Bandung hampir tidak ada sawah dan danau.
Demikian Dedi Mulyadi ditemui di Gedung Merah Putih KPK sebagaimana dikutip dari Antaranews, Kamis (11/12/2025).
“Kita lihat di Bandung, hampir tidak ada lagi sawah, rawa, dan danau. Semuanya sudah berubah jadi pemukiman,” ujar Dedi.
Baca Juga: TNI AU Kerahkan 2 Pesawat Angkut Hercules Antar Logistik ke Wilayah Bencana di Sumatera
Selain itu, kata Dedi, pembangunan permukiman juga dilakukan dengan cara mengambil tanah dari wilayah lain. Kondisi ini menurut dia menjadi pemicu turunnya permukaan tanah di Bandung.
“Tempat lain mengalami penurunan permukaan, sedangkan kawasan elite mengalami peningkatan permukaan, sehingga ketika hujan tiba, yang korban itu yang mengalami penurunan permukaan,” katanya.
Sebelumnya, banjir dan longsor terjadi di wilayah Kabupaten Bandung, Jabar, pada 4 Desember 2025. Akibat banjir dan longsor tersebut, Pemerintah Kabupaten Bandung menetapkan status darurat bencana banjir dan longsor mulai 6-19 Desember 2025.
Baca Juga: Pakar Sebut Suhartoyo Terpilih sebagai Ketua MK Cacat Hukum, MKMK Pastikan Tak ada Pelanggaran
Selain itu, Dedi juga mengeluarkan kebijakan berupa Surat Edaran Nomor 177/PUR.06.02.03/DISPERKIM yang ditujukan kepada bupati dan wali kota di lima daerah, yakni Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, Bandung, dan Cimahi. Dalam SE tersebut, Dedi menginstruksikan penerbitan izin pembangunan perumahan di wilayah Bandung Raya dihentikan.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV
- dedi mulyadi
- gubernur jabar dedi mulyadi
- dedi mulyadi banjir bandung
- bandung banjir
- penyebab banjir bandung


