EtIndonesia. Elang dan ular sejak dahulu memiliki permusuhan alami. Elang sangat suka menangkap ular—dia mencengkeram ular, membawanya terbang tinggi, lalu melepaskannya dari udara untuk membinasakannya. Setiap kali berhasil melakukan itu, elang merasa dirinya hebat dan penuh kemenangan.
Namun ular bukan makhluk yang mudah ditaklukkan. Jika yang ditangkap adalah ular berbisa, dia sering kali akan menggigit balik elang saat berada di udara. Elang yang terkena racun akan jatuh dan mati, dan tentu saja ular pun ikut hancur terhempas ke tanah.
Setelah berkali-kali mengalami perlawanan seperti ini, elang menjadi lebih cerdik. Dia belajar untuk menyambar bagian kepala ular terlebih dahulu agar si ular tidak punya kesempatan menggigit. Tetapi ular juga bereaksi: tubuhnya akan melilit kuat pada elang, semakin lama semakin ketat, hingga akhirnya elang mati kesakitan — dan keduanya kembali sama-sama binasa.
Meski pertempuran antara elang dan ular hampir selalu berakhir dengan luka besar di kedua pihak, elang tidak pernah mundur. Setiap tahun, selalu ada saat-saat di mana elang kembali memburu ular, seakan ingin mengalahkan nasib dan membuktikan dirinya.
Bagi elang, menangkap ular adalah pertarungan hidup-mati. Dia tahu risikonya, tahu bahaya yang mengintai setiap kali dia menukik ke tanah — namun dia tetap mencoba, tetap berani mengambil risiko, tetap menantang takdir.
Itulah karakter elang. Itulah kehebatan seekor elang.(jhn/yn)



