Pantau - Presiden Kolombia, Gustavo Petro, pada Rabu (10/12), mengeluarkan bantahan keras terhadap serangkaian tuduhan Presiden AS, Donald Trump, yang menyebut Kolombia sebagai pelaku utama dalam perdagangan narkoba ke Amerika Serikat.
Trump sebelumnya menyatakan bahwa Petro akan menjadi "target selanjutnya" dalam konflik yang memanas antara AS dan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.
Dalam beberapa kesempatan, Trump menyebut Petro sebagai "pengedar narkoba ilegal" dan memperingatkan bahwa ia "akan menghadapi masalah besar jika tidak sadar".
Trump juga menuduh pemerintah Kolombia menjalankan "pabrik kokain" yang memasok narkoba secara langsung ke wilayah AS.
Menanggapi hal itu, Petro mengunggah pernyataan panjang di platform media sosial X, yang berisi bantahan tegas atas semua tudingan Trump.
Petro: Trump Tidak Mengerti Kondisi KolombiaDalam unggahan tersebut, Petro menyebut Trump sebagai "orang yang sangat keliru informasinya tentang Kolombia".
Ia juga menilai bahwa komentar Trump mencerminkan "sikap tidak hormat terhadap presiden yang dipilih secara demokratis" dan terhadap kedaulatan negara Kolombia.
"Sungguh memalukan, karena dia mengabaikan negara yang paling tahu tentang perdagangan kokain," tulis Petro dalam pernyataannya.
Ia menambahkan, "Sepertinya para penasihatnya benar-benar menipunya," ungkapnya.
Petro juga membahas perbedaan pandangan antara dirinya dan Washington soal krisis Venezuela.
Ia menyatakan bahwa masalah utama Venezuela bukan narkotika, melainkan "kurangnya demokrasi".
Petro menegaskan bahwa dirinya telah bekerja sama dengan Presiden Joe Biden selama dua tahun untuk menyusun peta jalan damai bagi Venezuela.
Peta jalan tersebut mencakup pembentukan pemerintahan transisi dan penyelenggaraan pemilu yang bebas.
Petro memperingatkan bahwa invasi militer ke Venezuela yang dipimpin AS justru akan menciptakan kekacauan besar di seluruh Amerika Selatan, termasuk Kolombia.
Ia juga menyebut tindakan tersebut bisa merusak kerja sama demokrasi yang telah dibangun di kawasan.
Operasi Perang Narkoba AS Dinilai Tidak EfektifSejak awal September, pasukan AS memperluas serangan terhadap kapal-kapal yang dicurigai terlibat perdagangan narkoba di kawasan Karibia dan Pasifik Timur.
Setidaknya 22 serangan telah dilakukan, dan 87 orang dilaporkan tewas.
Trump juga mengonfirmasi telah menyita kapal tanker minyak Venezuela di lepas pantai negara tersebut, sebagai bagian dari kampanye perang narkoba.
Namun, Petro menolak klaim bahwa serangan rudal terhadap kapal kecil merupakan strategi yang efektif.
Ia menyebut bahwa operator kapal-kapal itu adalah "orang miskin", bukan para aktor utama dalam jaringan perdagangan narkoba internasional.
Menurutnya, para bandar narkoba besar justru hidup nyaman di luar negeri, "di kapal pesiar dekat Dubai atau di Madrid", ungkapnya.
Petro juga memaparkan bahwa pemerintah Kolombia telah melakukan lebih dari 1.446 operasi tempur darat terhadap kelompok kriminal.
Sebanyak 13 pemboman dilakukan secara khusus untuk menargetkan pimpinan mafia narkoba.
Banyak dari operasi ini, lanjut Petro, dikoordinasikan dengan intelijen Amerika Serikat.
Petro menyebut bahwa saat ini jalur utama penyelundupan kokain bukan lagi melalui Karibia, melainkan melalui Samudra Pasifik dan wilayah Cekungan Amazon.
Ia menekankan pentingnya memperkuat pengawasan pelabuhan serta pemantauan maritim secara terkoordinasi.
Petro juga menyatakan bahwa Kolombia membutuhkan bantuan AS dalam mempercepat produksi kapal pengawasan di galangan kapal domestik sebagai bagian dari upaya bersama memerangi perdagangan narkoba.




