Warga Tapanuli Selatan Cuci Piring-Masak Pakai Air Kubangan Lumpur

kumparan.com
16 jam lalu
Cover Berita

Berminggu-minggu setelah bencana banjir dan tanah longsor, kehidupan sulit masih dirasakan warga di Dusun Mawang Pasir, Kelurahan Muara Hutaraja, Kecamatan Muara Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumut.

Air bersih masih sulit. Untuk mencuci dan memasak mereka harus memanfaatkan air kubangan yang masih tercampur lumpur.

Dalam video yang dikirim relawan Masjid Nurul Ashri Sleman tampak seorang bapak-bapak sedang mencuci piring di kubangan air dengan bertelanjang dada.

"Teman-teman hari ini ada giat bersih-bersih rumah warga, jalan, dan rumah ibadah. Teman-teman menemukan bapak-bapak tadi nyuci piring di kubangan air lumpur. Air yang terjebak di situ nggak bisa keluar dimanfaatkan," kata relawan Masjid Nurul Ashri Sleman, Sunyoto dihubungi, Kamis (11/12).

Kubangan air itu tak hanya dimanfaatkan satu orang saja tetapi juga warga lainnya. Untuk memasak warga juga memanfaatkan air serupa.

"Dan juga diambil airnya di bagian atas untuk digunakan memasak," katanya.

Warga terpaksa menggunakan air ini karena tak ada akses air bersih.

Sementara untuk mandi, warga juga menggunakan air keruh dan berada di pinggir jalan. Sehingga privasi kurang.

Sunyoto mengatakan sumur-sumur warga saat ini tak bisa digunakan. Akses PDAM juga masih terputus.

"Mau nggak mau pakai air yang ada aja," katanya.

Relawan Masjid Nurul Ashri berinisiatif membawa air menggunakan mobil dengan toren. Namun mata air jauh. Butuh perjalanan berpuluh kilometer.

"Terus teman-teman jalan muter akhirnya nemu satu mata air di pinggir jalan. Itu rencananya akan dijadikan titik pengambilan air bersih," jelasnya.

Masyarakat di sana saat ini sangat membutuhkan air bersih dan mandi cuci kakus (MCK) umum yang memadai. Banyak warga di sana masih mengungsi.

"Warga ada yang di pengungsian kalau malam. Tapi kalau siang mereka ke rumahnya beres-beres," katanya.

"Sedangkan pengungsiannya tidak semuanya pengungsian komunal tapi ada yang di rumah-rumah warga," pungkasnya.

Sekarang mereka membutuhkan apa?

"Yang dibutuhkan warga sayuran. Sejak hari pertama mereka sangat jarang atau bahkan sama sekali belum mengonsumsi sayuran. Cuma mi instan, beras telur," ujarnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Sinopsis Drama China A Sudden Love, Wang Yu Wen Kembali ke Tahun 1999 dan Mengalami Kisah Cinta Tak Terduga Bersama Chen Xing Xu
• 15 jam lalugrid.id
thumb
Ada 2 Bibit Siklon, BMKG Minta Waspadai Hujan di Wilayah Lampung
• 14 jam lalueranasional.com
thumb
Wamenkes ajak humas K/L ambil peran tingkatkan partisipasi CKG
• 22 jam laluantaranews.com
thumb
Kronologi Mobil MBG Tabrak Siswa SD Kalibaru, 21 Orang Alami Luka
• 14 jam lalugrid.id
thumb
Diizinkan Sidang Tatap Muka, Ammar Zoni Janji Bongkar Dugaan Peredaran Narkoba di Lapas 
• 52 menit lalutabloidbintang.com
Berhasil disimpan.