GenPI.co - Kontroversi kembali mencuat jelang bergulirnya Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Dua negara peserta, yakni Iran dan Mesir secara resmi menyampaikan keberatan terhadap status pertandingan mereka yang dikaitkan dengan promosi Pride Month dan isu LGBTQ+.
Kedua negara berada dalam Grup G bersama Belgia dan Selandia Baru, dengan jadwal laga terakhir mempertemukan Iran vs Mesir pada 26 Juni 2026.
Pertandingan tersebut awalnya dijadwalkan berlangsung di Vancouver, Kanada.
Namun, FIFA memindahkannya ke Seattle, Amerika Serikat, yang pada akhir Juni rutin menjadi pusat perayaan Pride Month.
Laga Iran vs Mesir pun direncanakan menjadi bagian dari rangkaian kampanye keberagaman, termasuk penggunaan simbol-simbol pendukung komunitas LGBTQ+.
Kebijakan ini memicu reaksi keras dari Iran. Media pemerintah melaporkan bahwa Federasi Sepak Bola Iran (FFIRI) akan mengajukan protes resmi kepada FIFA.
Ketua FFIRI Mehdi Taj menilai keputusan tersebut tidak rasional dan tidak semestinya menyisipkan agenda kelompok tertentu dalam sebuah pertandingan turnamen internasional.
"Kami telah berkoordinasi dengan Mesir. Kedua negara sama-sama menyampaikan keberatan terkait penetapan laga ini sebagai bagian dari kegiatan Pride Month," ujar Taj dilansir dari Daily Mail, Kamis (11/12).
Keberatan tersebut sejalan dengan sikap tegas kedua negara terhadap isu LGBTQ+.
Di Iran, hubungan sesama jenis tergolong ilegal dan bisa berujung hukuman mati.
Sementara itu, Mesir tidak memiliki aturan eksplisit terkait homoseksualitas, tetapi pelaku bisa dijerat dengan undang-undang moralitas dan menghadapi hukuman penjara hingga 17 tahun.(*)
Simak video menarik berikut:



