PBNU menggelar rapat pleno tertutup di kantor pusat PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Rapat ini dipimpin langsung Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
Sekretaris Jenderal PBNU versi Gus Yahya, Amin Said Husni, mengatakan rapat pleno itu membahas sejumlah isu penting organisasi, mulai dari evaluasi program hingga penanganan bencana di Sumatera.
”Agenda evaluasi program, konsolidasi organisasi, dan penanggulangan bencana,” kata Amin dalam keterangannya, Kamis (11/12).
Rapat pleno PBNU ini mengundang jajaran mustasyar, pengurus harian syuriyah, a’wan, tanfidziyah, serta pimpinan lembaga PBNU dan badan otonom Nahdlatul Ulama.
Sebelumnya, Gus Yahya mengumumkan pihaknya akan menggelar rapat pleno hari ini membahas bencana di Sumatera hingga soal polemik kepengurusan PBNU saat ini.
"Kita bicara besok, pleno akan kita gelar, untuk bicara tentang program-program yang akan menjadi tugas-tugas kita, termasuk juga mengevaluasi sejumlah program yang sekarang berjalan," ujar Gus Yahya usai bertemu Komisi Percepatan Reformasi Polri, di Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (10/12).
Selain itu, Ia juga menegaskan keputusan rapat pleno yang menetapkan KH Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketum PBNU tidak sah.
“Sebetulnya secara aturan, ya, tidak bisa dianggap ada, karena memang pertama itu dinyatakan sebagai kelanjutan dari sesuatu yang tidak konstitusional, yang tidak sah," ujar Gus Yahya kepada wartawan.




